Dear Readers, Happy Reading 💕
"Maaf, membiarkanmu pulang naik bus. Aku bahkan tidak menyadari kau sudah pergi, maafkan aku" sesal Irene yang bertemu Krystal untuk makan siang.
"Aku tidak akan mengajakmu ke acara seperti itu lagi" imbuh Irene.
"Baguslah, setidaknya kau bisa bersenang-senang dengan yang lain tanpa mengkhawatirkanku" ungkap Krystal.
"Krys! Apa maksudmu bicara seperti itu?"
"Benar bukan? Kau juga bisa pulang jam berapapun kau mau"
"Krys, kau kenapa? Kenapa dengan bicaramu? Huh? Aku tahu aku salah tapi aku mohon jangan menekanku seperti ini" ujar Irene
"Menekanmu? Kau bisa bebas untuk tak tertekan Rene, aku telah memberimu pilihan dengan meninggalkanku tapi kau malah datang padaku, sekarang kau bilang aku menekanmu? Apa ini cukup adil?"
"Krys" gumam Irene.
"Aku telah memberimu kesempatan untuk memilih pria itu Rene, karena aku sadar aku tidak mampu memberikan apa yang seharusnya kau terima. Kau tidak bisa mengakuiku di depan temanmu, lalu bagaimana seterusnya? hubungan seperti apa yang ingin kita capai?" ujar Krystal.
"Krys, apa kau ingin putus dariku?"
Krystal menggeleng, "aku hanya memberimu waktu untuk memikirkan apa yang kukatakan" jawab Krystal
Sekembalinya dari makan siang bersama Irene, Krystal memasuki kantor yang heboh dengan tawa beberapa rekan kerjanya.
"Gila kau Lim, jika aku wanita yang kau tiduri aku akan menuntutmu" ujar salah satu rekan kerja mereka yang tengah berkumpul di ruang istirahat bersama Lim dan 3 orang lainnya.
Mereka sedang sibuk dengan ponsel Lim. Krystal duduk di sofa di sebelah mereka, ia tidak tertarik untuk bergabung karena ia paham betul apa yang menjadi pembahasan mereka~ Lim, ponselnya. Lalu mereka tertawa.
Apalagi kalau bukan melihat koleksi foto wanita-wanita yang pernah ditiduri oleh Lim. Pria mesum itu tidak pernah melewatkan satu fotopun pada setiap wanita yang ditidurinya meski dalam keadaan mabuk sekalipun ia selalu ingat untuk mengambil foto.
"Aissh... Berisik!!" protes Krystal yang mulai terganggu dengan ulasan-ulasan Lim pada setiap foto ditambah komentar-komentar menjijikkan rekan lainnya cukup mengganggu Krystal yang sedang dalam suasana hati yang buruk.
Krystal menutup telinganya, sesekali kakinya menendang-nendang pria-pria itu agar menjauh.
.
.
.
.Jen berdiri beberapa meter di belakang Jisoo, hampir satu jam ia berdiri di sana. Sementara Jisoo masih menangis di makam papanya.
Ya, akhirnya Jen berhasil membujuk Jisoo untuk datang ke makam papanya. Jisoo mengadukan banyak hal di sana setelah bertahun-tahun.
Jen pun memberi waktu dan jarak bagi Jisoo, ia tahu Jisoo membutuhkan hal itu.
Sepulang dari makam papa Jisoo, Jen mengantar Jisoo pulang ke rumah, ia tahu Jisoo cukup lemah dan perlu istirahat. Ia sudah menangis terlalu banyak hari ini.
"Jangan pergi dulu ya. Tunggu aku tidur dulu" pinta Jisoo.
"Baiklah" ujar Jen. Ia pun menemani Jisoo di kamar hingga Jisoo terlelap.
Jen turun ke lantai bawah, ia berniat untuk pulang ke rumah.
"Jen" panggil papa Jisoo.
"Ehm, iya tuan" jawab Jen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Melting || Jensoo ✔️
FanfictionJisoo~ cucu tertua dari keluarga terpandang serta wanita cantik tapi tidak terlalu pintar ini, selalu membuat malu mama nya di keluarga besar dengan percintaannya yang terus menerus gagal serta prestasinya yang pas-pasan. Di suatu ketika ia bertemu...