Dear Readers, Happy Reading 💕
Keesokan harinya Jen dan Jisoo kembali ke Seoul pagi-pagi sekali."Kemana saja kau? Apa wanita seumuranmu pantas bertindak seperti ini?" ujar Mama begitu Jisoo muncul.
"Ma, aku buru-buru nanti saja ya marahnya" jawab Jisoo dan berlalu ke kamarnya.
Mama menghela nafas kasar ingin menahan Jisoo namun dicegah oleh papa.
"Sudahlah. Biarkan dia, sepertinya semua berjalan baik-baik saja, lihat..dia tampak bersemangat beberapa hari ini" ujar Papa.
Mama pun mendengus kesal lantas mengurungkan niatnya dan melanjutkan kembali pekerjaannya di dapur bersama ART.
30 menit kemudian, Jisoo sudah rapi dengan celana jeans dan kemeja putihnya, lebih simple dari hari-hari biasanya.
"Sarapan dulu nak" ujar papa mencegah Jisoo.
"Nanti saja pa. Aku akan sarapan dengan teman" tolak Jisoo.
"Mm..." gumam Papa.
"Apa teman itu punya nama?" tanya Papa.
Jisoo menyipitkan matanya, "Nanti aku kenalkan langsung" ujarnya setengah berbisik dari mama.
Namun tentu saja mama mendengar semua obrolan Jisoo dan Papanya namun memilih sibuk di meja dapur, membelakangi Jisoo dan Papa.
"Aku pergi dulu ya pa" pamit Jisoo.
"Ma.. Aku pergi"
"Tunggu!" ujar mama lalu berbalik.
"Ini. Makan dengan temanmu" ujar mama menyerahkan box makanan pada Jisoo tanpa ekspresi, lalu berbalik ke arah dapur.
Jisoo dan Papa saling melihat lalu tersenyum.
"Terima kasih ma" ujar Jisoo lalu pergi ke kantor Jen.
Situasi kantor cukup sepi hari minggu, karena hanya ada satu tim yang piket.
"Apa tidak ada misi hari ini?" tanya Jisoo yang duduk di sebelah Jen yang sedang menyelesaikan laporannya.
"Sejauh ini belum ada" jawab Jen.
"Jadi kalau tidak ada misi pekerjaanmu seperti ini?" tanya Jisoo.
Jen mengangguk sambil terus mengetik.
"Hhuh.. Sama membosankannya dengan pekerjaanku di kantor mama" ujar Jisoo.
"Bukannya lebih bagus tidak ada misi hari ini?" ujar Jen.
Jisoo tertegun lalu menatap Jen karena Jen baru saja menggenggam tangannya di bawah kolong meja.
"Jangan seperti ini, aku jadi ingin melakukan yang lebih" bisik Jisoo seraya menempelkan pipinya di meja sambil menatap Jen dengan tatapan manja yang menggoda.
Jen menjadi salah tingkah. Ya, salah tingkah.
"Sayang" panggil Jisoo pelan, sementara jari jemari mereka masih bertautan mesra di kolong meja itu.
Jen berusaha bersikap biasa mengingat ada beberapa rekannya di ruangan, sementara wajahnya terasa menghangat karena wanita di sampingnya itu.
"Ah, wanita ini. Bagaimana dia bisa memperlakukanku seperti ini" batin Jen.
Jen menggenggam lutut kiri dengan telapak tangannya sambil menatap jam dinding.
"10 menit menjelang istirahat" batinnya.
Lalu mendadak Jen berdiri dari duduknya.
"Ikut aku" ujarnya pelan ke Jisoo.
Jisoo pun tersenyum menang, dan mengikuti Jen. Mereka sampai di ruang istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Melting || Jensoo ✔️
FanficJisoo~ cucu tertua dari keluarga terpandang serta wanita cantik tapi tidak terlalu pintar ini, selalu membuat malu mama nya di keluarga besar dengan percintaannya yang terus menerus gagal serta prestasinya yang pas-pasan. Di suatu ketika ia bertemu...