Dear Readers, Happy Reading 💕
Di kantor tim penyelamat Jen tampak diam, tidak penuh inisiatif dan energik seperti biasa. Ia bahkan tidak berada di posisi terdepan setiap misi penyelamatan beberapa hari terakhir.
"Kau sakit?" tanya Lim.
"Tidak" jawab Jen.
"Lalu?"
"Tidak apa-apa"
Lim menaikkan kedua alisnya bingung. Bertanya lebih lanjut hanya akan sia-sia, pikirnya.
"Jen awas..!!!" teriak Lim saat Jen hampir tertabrak pengemudi sepeda. Beruntung Lim berhasil menariknya.
"Kau ini kenapa? Kalau perlu ke dokter, maka pergilah, melamun terus" kesal Lim.
Jen pulang dari kantor pukul 9 malam, setelah menyelesaikan misi penyelamatan yang agak malam. Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Ini bukan diriku yang biasa" barangkali kalimat itulah yang Jen ucapkan pada dirinya beberapa hari ini.
Ia benar-benar tidak seperti biasanya.Jisoo, wanita itu diam-diam telah mencuri perhatiannya dan membuatnya gelisah sepanjang hari karena tak melihat wanita itu.
Dengan pertimbangan yg tak cukup banyak Jen mengarahkan mobilnya ke arah rumah Jisoo. 15 menit sampailah ia di depan rumah itu, entah apa yang ingin ia lakukan.
Sementara itu, di kamarnya Jisoo berbaring seperti orang frustasi yang menunggu malaikat maut menjemputnya. Tatapannya kosong namun tersirat amarah.
kriing... kriing...
Ponselnya berdering.
Malaikat berseragam is calling
Jisoo pun menjawabnya. "Ada apa? " ujar Jisoo datar.
"Turunlah, aku di bawah" jawab Jen, Jisoo terdiam sejenak lalu beranjak.
"kekuatan sihir apa yang ia punya sehingga aku bisa terhipnotis olehnya kapan saja. Tidak peduli betapa marahnya aku, bencinya aku atas sikapnya, begitu ia memintaku datang padanya, maka aku akan datang tanpa membuang waktu, tanpa peduli tentang harga diri" Jisoo bermonolog dengan dirinya sendiri melangkah keluar kamar lalu turun dari lantai 2 dan melangkah keluar rumah.
Di sana sudah berdiri Jen di depan gerbang rumah Jisoo. Jisoo berdiri tepat di depan Jen, lalu hening begitu saja beberapa saat.
"Kau pasti senang karena aku seperti wanita jalang yang tak punya harga diri, yang bersedia kau panggil kapan saja kau mau" ujar Jisoo membuka percakapan antara mereka.
Jen tercekat, seperti orang bodoh yang kehilangan kata-kata untuk dikatakan.
"Aku....."
Jisoo menatap dingin ke dalam mata Jen.
"kebetulan lewat sini" lanjut Jen.
Jisoo diam saja namun tak mengalihkan tatapannya dari Jen.
"Pulanglah" katanya kemudian, agaknya ia menyerah mendengar pernyataan pria di depannya itu.
Ia tampak serius dengan keputusannya kali ini, sangat serius.
Jen terpojok, sikap Jisoo kali ini tak main-main rupanya. Jisoo berbalik badan, lalu Jen menahan tangannya dan menarik wajah Jisoo ke dekatnya, entah setan apa yang merasukinya, Jen mencium bibir Jisoo dengan paksa.
Awalnya Jisoo pasrah, lalu ketika kesadaran dirinya kembali, ia berontak ingin melepaskan diri namun Jen terus melumat bahkan menggigit bibirnya hingga berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Melting || Jensoo ✔️
FanficJisoo~ cucu tertua dari keluarga terpandang serta wanita cantik tapi tidak terlalu pintar ini, selalu membuat malu mama nya di keluarga besar dengan percintaannya yang terus menerus gagal serta prestasinya yang pas-pasan. Di suatu ketika ia bertemu...