Dear Readers, Happy Reading 💕
"Bisa bantu aku?" tanya Jen ke Sunmi.
"Sure. Serahkan padaku" ujar Sunmi lalu mengambil alih.
Sunmi pun mencari file record tanggal yang disebutkan Jen dan mengamatinya mulai dari awal.
"Stop" cegah Jen.
"Kenapa dia di sana?" gumam Jen.
"Ehm, apa memungkinkan bagi kita untuk mendengar obrolan mereka?" tanya Jen.
"Seharusnya bisa. Aku coba dulu" ujar Sunmi lalu mengotak atik keyboard yang berada di depannya.
"Done" ujar Sumi lalu mengeraskan volume suara.
"Tidak sopan menolak permintaan seniormu, aku sudah datang baik-baik, ini bukan gratis. Aku datang bersama uangku. Aku pikir kita bisa bekerja sama dengan baik" ujar Pria itu pada papi Jen.
Mereka sedang berbincang berdua di ruang kerja papi Jen.
"Kim Bum sudah menjelaskan padamu bukan? project ini bukan untuk bisnis, bahkan jika pemerintah yang meminta sekalipun untuk hal commercial kami tidak akan berikan begitu saja jika tidak ada indikasi yang tepat sesuai data. Lagipula ini hanya project pengabdian, kenapa kau begitu tertarik?" ujar papi Jen.
LEE MIN HO
"Lee, aku ini pebisnis jika aku begitu tertarik pada sesuatu hal itu pasti menguntungkan bagiku" jawab pria itu.
Papi Jen tampak tersenyum.
"Jawabanku masih sama, project ini tidak untuk diperbisniskan. Maaf" ujar papi Jen lalu berdiri dan menunjukkan jalan keluar pada pria itu.
Pria itu tersenyum sinis, "Aku tidak ingin kau menyesal Lee, setelah Hyeri meninggal. Oh ya, kau tahu bagaimana dia meninggal?"
Papi Jen tampak mulai geram.
"Aku hanya perlu meruntuhkan sebuah bangunan kecil untuk menghabisinya tanpa mengotori tanganku" Ujar pria itu dengan entengnya.
Tubuh Papi Jen tampak bergetar menahan amarahnya,
"lalu Kim Bum?"
Pria itu tersenyum licik.
"dia mengalami kecelakaan kerja bukan? Ehm, setidaknya itu yang ku dengar di berita. Kau tahu pepatah ini Lee?
'siapa yang memegang senjata akan mati oleh senjata' Itu lah yang kulakukan pada Kim Bum, dia bermain dengan virus maka dia mati karena virus-virus itu" ujarnya seraya tertawa menjengkelkan.
"Menurutmu, siapa lagi berikutnya?" pria itu berdiri.
"Lee, selagi di ruangan ini, aku akan pertimbangkan untuk mengubah keputusanku, tapi setelah aku melewati pintu itu, hmm aku tidak ingin kau menyesali banyak hal Lee, karena setelah kau tak ada, akan sangat mudah bagiku mendapatkan apa yang kuinginkan" ujar pria itu lalu meninggalkan ruang kerja papi Jen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Melting || Jensoo ✔️
Fiksi PenggemarJisoo~ cucu tertua dari keluarga terpandang serta wanita cantik tapi tidak terlalu pintar ini, selalu membuat malu mama nya di keluarga besar dengan percintaannya yang terus menerus gagal serta prestasinya yang pas-pasan. Di suatu ketika ia bertemu...