CHAPTER 19 : Controlled

6 1 0
                                    

Ketika Ia terbangun, dia pun sepertinya kaget dan mulai berteriak kencang, aku yang mulai kaget langsung berkuda – kuda jika dia langsung menyerang, Vera yang mulai mengamuk langsung mnyerangku dan dokter Kara pun melihat hal tersebut sambil memuntahkan air yang diminumnya lalu berkata.

" Rook kau harus pergi menjauh darinya sekarang !!!! " teriak dokter Kara panik melihat Vera.

" Kenapa dok !!! Apakah ada sesuatu? " tanyaku sambil menjauh.

" Dasar lamban !!!! itu dia sedang mode " Blood Rage" cepat pergi darinya sebelum dia sampai ke tingkat " Outrage" !!!!" perintah si dokter kaget akan kelambannanku.

" Loh bukannya mode itu hanya bisa dilakukan saat mereka terdesak dan dalam keadaan sadar!!! Bagaimana bisa dia melakukannya? Padahal dia dari tadi baik – baik saja kok." Tanyaku bingung karena mode Blood Rage Vera tidak seperti yang aku ketahui, seakan Blood Rage miliknya memang punya syarat aktivasi yang berbeda.

Memang dulu aku pernah melihat dia mengaktifkannya ketika sedang bertengkar di SMP dulu, tapi kurasa Blood Rage-nya ini adalah hal yang berbeda, ditambah kelabang hitam tersebut terlihat di Monitor sedang menggigit otaknya Vera membuat badannya sedikit berubah mulai dari kornea matanya yang menjadi hitam dan muncul garis – garis di sekitar tubuhnya.

Vera pun mulai mengambil pedangnya dan menebasku dengan cepatnya. Serangannya pun berhasil melukaiku dengan Damage yang sangat besar, aku langsung menepis – nepis serangannya yang lain. Sayangnya serangannya sangat cepat, sampai aku tidak bisa melihatnya, padahal dia memiliki pedang yang besar yang secara logika seharusnya dia bergerak secara lambat.

Walau begitu dia langsung melancarkan skill pedangnya ke arahku dan aku mulai kewalahan karena serangannya terlalu berat untuk kutahan. Karena aku sudah tak tahan lagi, aku mulai melepaskan tinjuku ke arahnya, walau begitu dia pun langsung meng-counter seranganku dan mulai mengunci tanganku.

Ketika aku sudah tak bisa bergerak lagi, dia pun mulai mendekatiku sambil bernapas terengal – engal dan mulai menggeliat dengan eloknya, ketika aku melihatnya aku jadi teringat dengan gelagat si Boss wanita yang kutemui beberapa bulan dan lalu.

Aku pun mulai meronta – ronta agar bisa mengeluarkan diri dari gerakan kunci itu, namun Vera yang sedang nikmatnya menahanku pun mulai tertawa geli.

" Fu ... Fu... Fu ... !!Ya .... Ampun .... Ro .... ok, kenapa ... kau ... meronta .. – ronta.? " tanya Vera dengan sangat halus dan mengerikan.

" Uggh !!!! Sial !!!! " teriakku kesal karena tangannnya tidak bisa kulepas.

" Hahahaha .... !!!!! " teriaknya lagi penuh sukacita melihat kesusahanku.

Disaat yang sama Monitor pun kembali muncul dan dokter Kara langsung memanggilku.

" Rook !!!!! aku sudah tau apa yang terjadi ... eh !!!"

Dia pun terkaget melihat keadaanku, saking kagetnya pipinya pun memerah sembari melihat Vera yang menoleh ke arahnya juga. Karena itu, dokter pun langsung menutup mukanya karena untuk mencegah Vera mengetahui identitasnya dan dia sendiri dari balik tangannya mulai melotot kearahku seakan aku ini pria mesum. Tentunya aku langsung dengan refleks berteriak.

" Bukan dokter !!!! ini bukan seperti yang anda pikirkan !!!!! "

" Sialan kau !!!! bukannya serius bekerja .... tapi ..... ahh !!!! "

Vera yang melihat kelakuan kami berdua mulai tertawa geli, dan bertanya.

" Hooo ... kau tidak sendirian ya ...." katanya sambil menyengir.

Disaat itu, ikatan tangannya pun mulai kendor dan aku langsung mendorong Vera ke arah peti di sebelahku dan dengan cepat aku langsung mengayunkan Inject Dagger untuk membiusnya. Vera pun berteriak kesakitan dan lambat layun suaranya pun menghilang serta dia akhirnya kembali pingsan. Dari Live Video Micro-Drone di Monitor, kelabang hitam yang ada dalam tubuhnya terlihat juga ikut pingsan. Kami pun bernapas pelan – pelan dan dokter pun mulai membuka mulut.

" Berarti dia belum mati sepenuhnya ya !! " sahut dokter sambil membuka tangannya.

" Maksud dokter ... ? "

" Ingat kelabang hitam tadi !!! itu adalah skill " Corruptor Braids " dan skill ini hanya dimiliki oleh seorang Necromancer kelas kakap."

" Ya aku pernah dengar itu dok !! tapi bagaimana dokter tau bahwa dia belum mati sepenuhnya ? "

" Karena skill itu hanya bisa berguna untuk mengendalikan orang – orang yang sekarat, berbeda sekali dengan skill Necromancer dasar yang hanya bisa mengendalikan mereka yang sudah mati, itupun ada prosesinya dulu."

" Sepertinya si Rakesh memang sudah keterlaluan kali ini ." sahut dokter Kara kesal.

" Tapi dok !!! Bukankah semua hal seperti skill, class, dan senjata apapun yang berhubungan dengan keahlian Necromancy sudah dilarang semua sama seperti dengan keahlian Drainer ."

" Memang sudah !!! tapi sayangnya, masih banyak orang – orang yang masih berusaha mencari hal – hal terlarang tersebut. "

" Kalau begitu si Vera bagaimana nih dok ? tidak mungkin aku meninggalkannya. "

" Bawa saja dia setelah aku scan, soalnya kamu tidak mau kan mencari keributan dengan Carlos kan ? " tanya dokter Kara sambil bernapas lega.

" Memang kenapa dok ? dia juga salah satu dari " target " kita."

" Bukan dia Rook, tapi ..... ( celingak – celinguk ) kau tidak pergi menyusul Party-mu ?" tanya dokter yang sudah selesai meng- scan Vera.

" Oooh iya !!!!! aku lupa !!!! " teriakku kaget dan langsung berlari.

" Hei !! jangan lupa Vera dan ..... robotnya !!!!"

( Di ruangan Boss, tempat Carlos dan yang lainnya berada.."

" Sepertinya Boss-nya sudah pergi." Sahut salah seorang anggota.

" Kau yakin !!! masa kaki Boss-nya sekecil ini. " Jawab temannya dengan pesimis.

Terlihat ada jejak kaki seukuran manusia walau masih berbentuk seperti kaki kadal, namun karena dari tadi monsternya besar – besar maka para anggota mengira bahwa Final Boss-nya berukuran satu gedung. Namun, ketika kedua orang itu belum sempat membuka mulutnya lagi, tiba – tiba mereka diserang oleh sesuatu.

Anggota Party yang lain mulai kebingungan mencari Boss itu, sampai – sampai mereka ada yang tidur dulu sebelum bertarung ( ya ampun sempat – sempatnya ). Carlos yang memimpin para anggota mulai kebingungan dan mulai tidak yakin kalau ada benar – benar Final Boss dari Dungeon.

" Blazz-B !!! apakah Dungeon ini benar – benar ada Boss-nya ? " tanya Carlos.

Blazz-B pun mulai mencari sinyal dan ketika sinyal sudah dapat akhirnya dia pun terhubung dengan mbak Joy dan mbak Jennie yang dari tadi sudah menunggu kabar dari para anggota. Carlos pun mulai memberitahukan keluhannya soal Dungeon ini.

Mbak Joy dan Jennie mulai meminta para admin Wavebridge untuk memeriksa Dungeon ini, Carlos pun langsung memeriksa daftar semua anggota Party-nya selain Rook dan Vera yang udah jelas ketinggalan. Sementara itu di tempat anggota lain, dimana para anggota yang berjaga mulai terjadi sebuah pembantaian.

Carlos yang sedang mendata para anggota sambil menelusuri ruangan yang gelap pun langsung kaget bahwa ada anggota yang hilang dari radar Monitor-nya. Carlos dan anggota Party yang ada bersamanya pun langsung mencari para anggota yang hilang dan ketika sedang berlari salah seorang anggota menginjak sesuatu dan ternyata ......

" AAAaaahh !!!! Mayat !!!!! Mayat !!!!" teriaknya sambil terjatuh ke lantai. Disaat yang bersamaan terdengarlah suara dan terlihat ada siluet hitam yang cepat dan dia pun langsung mendarat didepan mereka dengan gagahnya. Ya itulah Boss-nya.

Reverse HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang