7.

704 81 10
                                    


Gua menengok ke luar jendela menolak untuk menatap Jaehyun yang sedang duduk di hadapan gua sekarang ini.

Dengan terpaksa gua menerima tawaran Jaehyun untuk menemani gua makan malam. Sebagai gantinya, dia janji nggak bakalan ngeganggu gua lagi setelah ini.

"Kok satu doang sih? Lu masih suka pizza, kan?" Tanya Jaehyun.

"Iya, nanti gua makan lagi." Kata gua.

Sekarang banyak pertanyaan yang muncul di dalam otak gua ini. Apa ceweknya Jaehyun nggak bingung kalo misalnya Jaehyun nggak ngabarin dia dari tadi? Atau, gimana kalo misalnya ceweknya Jaehyun tiba-tiba ada di sini juga?

"Dom ken-"

"Jae, jangan panggil nama itu lagi." Kata gua pelan.

Jaehyun menatap gua sendu dan gua nggak bisa bohong kalo pertahanan gua hampir runtuh cuma karna ngeliat raut wajahnya itu.

"Itu udah lewat, Jae." Kata gua.

Jaehyun menundukkan kepalanya dan membuang nafasnya kasar. Entah apa yang dia liat di bawah sana sampai dia betah terus-terusan nunduk kayak begitu.

Gua mengambil satu slice pizza yang ada di hadapan gua lalu memakannya sambil menengok ke arah jendela, tepatnya melihat mobil dan motor yang berlalu-lalang di luar sana. Seenggaknya lebih baik gua ngeliat jalan di luar sana daripada harus terus bertatapan sama Jaehyun.

"Eth, gua pengen denger cerita lu, selama ini lu ke mana aja?" Tanya Jaehyun.

Gua menoleh ke arah Jaehyun yang memandang lurus ke arah gua. Suaranya bener-bener lembut kayak Jaehyun yang dulu gua kenal.

"Gua ke New York." Kata gua.

"Di sana gua pengen refreshing aja dan ngejauh dari temen-temen gua yang ada di sini. Temen-temen yang sebenernya nggak peduli sama gua, tapi cuma kepo sama hubungan gua sama lu." Lanjut gua.

Gua mengambil soda yang gua pesan dan meminum soda tersebut sampai tersisa setengah. Gua butuh tenaga untuk melanjutkan cerita gua.

"Sebenernya sahabat-sahabat gua tau gua ke sana dan gua juga selalu kontak-kontakan sama mereka semua." Kata gua.

"Berarti pas gua tanya keberadaan lu ke temen-temen lu, mereka semua itu bohongin gua? Jadi sebenernya mereka tau lu itu di mana?" Tanya Jaehyun, gua menganggukkan kepala gua.

Jaehyun membuang wajahnya dari gua. Gua bisa melihat Jaehyun yang kecewa hanya dari raut wajahnya. Gua tau rasanya dibohongin. Tapi, sahabat-sahabat gua terpaksa ngelakuin itu buat ngejaga gua.

"Eth, gua juga salah satu alesan lu pergi, ya?" Tanya Jaehyun dengan nada serius.

Gua menganggukkan kepala gua, "Ya, itu tujuan utama. Gua berharap setelah gua balik nanti gua udah berhasil lupain lu." Jawab gua dengan jujur.

"Sekarang rasanya gua mau balik lagi ke sana." Sambung gua.

Tujuan utama gua ke New York udah gagal karna gua kembali dipertemukan sama Jaehyun lagi. Rasanya sia-sia satu tahun gua di sana kalo ujung-ujungnya gua ketemu lagi sama Jaehyun.

"Dom- Eth, please jangan balik ke sana lagi." Kata Jaehyun.

"Sekali pun gua nggak balik ke sana juga kan nggak ada pengaruh buat lu, Jae. Setelah ini kan gua sama lu nggak bakalan ketemu lagi." Kata gua yang mengingkatkan janji Jaehyun tadi.

Jaehyun bungkam. Dia mengambil satu slice pizza lagi dan langsung melahapnya. Sekarang gua sama Jaehyun jadi canggung.

"Jae."

✔️The Past ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang