"Gue bisa kok obatin luka gua sendiri."Gua berulang-ulang kali menolak bantuan Jaehyun buat ngobatin luka gua. Emang dulu biasanya Jaehyun yang suka ngobatin luka gua, tapi bukan berarti gua nggak pernah ngobatin luka gua sendiri.
"Biar gua aja." Kata Jaehyun.
Mama ikut meringis saat gua meringis karna merasakan perih akibat obat yang dikasih Jaehyun di luka gua. Mama masih menutup matanya dan nggak berani buat liat lanjut.
"Udah, Tan. Udah tinggal diplester." Kata Jaehyun.
"Ck, Tante suka ngeri kalo Eth suka pulang sama luka-luka di badannya karna main skateboard itu." Kata mama.
Jaehyun menengok ke arah gua dan menatap gua dengan tatapan khawatir. Gua mohon, gua nggak kuat ngeliat manik matanya itu.
"Sering ya, Tan?" Tanya Jaehyun.
"Ya pas dia kelas tiga, pas deket-deket UN tuh masih sering. Cuma akhir-akhir ini sih baru kali ini dia balik sama luka di badannya lagi." Kata mama.
Jaehyun cuma bisa menggelengkan kepalanya sambil mendengar cerita mama. Ya, setelah putus sama Jaehyun gua emang lebih sering melampiaskan emosi gua di skate park. Menurut gua itu jauh lebih baik daripada harus ke club dan mabok berat.
"Duh, Tante tinggal dulu, ya. Ngilu ngeliat luka Eth." Kata mama sambil beranjak dari ruang keluarga dan meninggalkan gua sama Jaehyun berdua di sini.
Gua dan Jaehyun sama-sama diam dan membiarkan suasana hening memenuhi ruangan. Gua menunggu Jaehyun yang membuka topik pembicaraan. Tapi, kayaknya dia nggak punya sesuatu buat diomongin deh.
"Dom!"
"Jae."
Gua memberi kode kepadanya untuk lebih dulu bicara. Sebenernya gua mau nanyain soal janji dia waktu itu. Katanya setelah dia obatin, dia bakal ngasih tau soal itu.
"Soal janji..."
Jaehyun menjeda kalimatnya lalu terkekeh, "Sorry, Eth. Itu cuma alesan gua supaya gua bisa makan malem sama lu." Kata Jaehyun.
Akibat kata-kata Jaehyun barusan, sekarang otak dan hati gua bentrok. Hati gua bersorak kegirangan, tapi kepala gua bilang kalo gua nggak boleh jatuh lagi ke pesona Jaehyun.
"Gua tau gua egois banget karna gua terus-terusan muncul di hadapan lu, walaupun sebenernya lu nggak suka." Kata Jaehyun.
Gua menundukkan kepala gua karna gua nggak berani menatap Jaehyun yang ada di hadapan gua sekarang. Jari-jari gua cuma bisa memainkan bulu-bulu yang ada di karpet gua.
"Gua beneran nggak bohong, Eth. Keputusan gua waktu itu adalah salah satu kesalahan terbesar gua selama gua hidup ini. Setengah tahun setelah putus, gua dihadepin sama rasa penyesalan, Eth." Kata Jaehyun.
"Gua makin nyesel saat gua memutuskan buat ngomong baik-baik sama lu, tapi gua telat karna lu udah pergi waktu itu." Lanjutnya.
Gua meremas ujung celena gua karna mata gua terasa panas sekarang. Gua benci omongan-omongan yang mengarah ke sana, karna pasti topik begitu bisa bikin gua nangis.
"Sekarang gua nggak mau sia-siain kesempatan gua lagi. Gua nggak mau nyesel untuk yang kedua kalinya." Kata Jaehyun.
"Jae."
Gua mendongakan kepala gua dan mata gua sama Jaehyun bertemu. Mata gua bergetar melihat mata cokelatnya yang menatap gua dalam-dalam.
"Kalo lu emang nggak mau nyesel lagi, lu jangan main-main sama Valerie. Lu tau dia sesempurna itu dan lu bakalan nyesel ninggalin perempuan kayak dia cuma karna perempuan kayak gua." Kata gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️The Past ; Jung Jaehyun
Fanfiction{ 𝐅 𝐚 𝐧 𝐟 𝐢 𝐜 𝐭 𝐢 𝐨 𝐧 } { 𝐉 𝐮 𝐧 𝐠 𝐉 𝐚 𝐞 𝐡 𝐲 𝐮 𝐧 } 𝙸 𝚋𝚎𝚕𝚒𝚎𝚟𝚎 𝚢𝚘𝚞 𝚠𝚎𝚛𝚎 𝚝𝚑𝚎 𝚐𝚛𝚎𝚊𝚝𝚎𝚜𝚝 𝚝𝚑𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚑𝚊𝚝 𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚑𝚊𝚙𝚙𝚎𝚗𝚎𝚍 𝚝𝚘 𝚖𝚢 𝚕𝚒𝚏𝚎.