Bab 12

1K 56 1
                                        

Setelah mengantar Anisa, Rachel kembali ke kantornya. Kembali ke rutinitas, juga kembali ke zona nyamannya.

"Hei, babe." Terdengar Sunny menyapa dari kejauhan.

"Hei." Rachel menjawab sapaan sahabatnya, dia juga memeluknya hangat.

"Wow! Ada apa nih?" tanya Sunny, dia heran tiba-tiba Rachel memeluknya seperti itu.

"Enggak, cuma mau peluk aja."

"Jadi, gimana gadis kecilmu? Dia sudah kembali ke Indonesia?" tanya Sunny.

Rachel mengangguk, dia tersenyum. Belum apa-apa sudah merindukannya.

"And ... You miss her already ...?" tanya Sunny, sahabatnya mengangguk lagi.

"Well, aku iri sekarang." Sunny tertawa, begitu Rachel.

"Aku masih sahabatmu, kan?" Dua buah alis matanya naik turun.

Tentu saja Sunny tahu bahwa Rachel masih menganggapnya sebagai sahabat. Tidak, dia tidak iri sama sekali, justru sangat bersyukur. Kehadiran Anisa meskipun hanya beberapa bulan membuat Rachel bangkit dari keterpurukannya.

Akhirnya Sunny bisa melihat senyum sahabatnya lagi. Rachel bisa memaafkan dirinya sendiri dan terlihat semakin baik setiap harinya.

"Oh iya!" Sunny teringat sesuatu. "Ayahmu! Aku dapat pesan dari ayahmu."

Rachel menghela nafas. Tidak menyangka ayahnya akan mengirimi sahabatnya pesan. "What did he say?"

Sunny memperlihatkan pesan dari ayah Rachel untuknya. Cukup panjang, intinya, ayah Rachel meminta Sunny untuk mengizinkan putrinya untuk pulang sementara ke Indonesia.

"Sepertinya beliau membutuhkan kamu sekarang," kata Sunny. "Tentu aku tidak tahu apa itu. Tapi, sepertinya ada hal yang sangat penting. Kamu benar-benar gak mau pulang?" tanya Sunny.

"Aku gak tahu." Rachel tidak yakin.

"Kamu akan baik-baik aja, everything will be alright, Dear. Meskipun nanti kamu ketemu Arkan di sana. Kamu akan baik-baik aja." Sunny meyakinkan sahabatnya.

Wanita itu tahu betul apa yang membuat Rachel takut kembali ke tanah air. Dia takut bertemu Arkan. Lalu kembali menjadi dirinya yang bodoh seperti dulu. Bagaimanapun dia sudah bersusah payah keluar dari lubang gelap yang dibuat laki-laki itu untuknya. Tapi, Rachel tidak mungkin bersembunyi selamanya, dia harus menemui ayahnya, keluarganya membutuhkannya. Rachel harus berani menghadapi masa lalunya, dia harus berani melawan ketakutannya sendiri.


Dan Sunny yakin, Rachel akan baik-baik saja.

***

Selepas shalat Isya Rachel membaca buku yang sudah berbulan-bulan ini mengisi momen sebelum tidurnya, dia membuka halaman yang ditandai pembatas buku.
Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong, dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna, dan juga hakekat.


Baru membaca beberapa paragraf dari buku berjudul La Tahzan karya Aidh Al Qarny tersebut, telepon selular Rachel berbunyi. Michelle, adiknya baru saja membalas pesannya yang dia kirim siang tadi.

[Hei. Papa baik-baik aja, Aku juga baik, kalau kakak mau tau.] Begitu isi pesannya.

Rachel melakukan sambungan telepon ke nomor yang baru saja mengirim pesan tersebut. Butuh waktu beberapa menit untuk sambungan telepon itu bisa terhubung. Lalu, terdengar suara Michelle.

"Halo, Adek."

"Halo, Kakak."

"Lagi ngapain?"

"Lagi terima telepon."

Rachel tersenyum mendengar kata-kata adiknya. Lalu dia menanyakan kabar Michelle.

"Aku baik, baaaik sekali," jawab Michelle.

"Alhamdulillah ...."

Michelle agak terperanjat mendengar kalimat hamdalah yang keluar dari mulut kakaknya, tidak biasanya kata-kata seperti itu keluar dari mulut saudarinya yang sudah lama bermukim di Amerika Serikat tersebut.


"Gimana kuliah kamu? sebentar lagi skripsi ya?" tanya Rachel.

"Kuliah is fine, untuk skripsi, aku lagi masih nyari-nyari judul yang pas. Mungkin bulan depan mulai ngajuin judul ke dosen pembimbing."

"Kamu pasti bisa nemu judul yang bagus, Dek, insya Allah."

Lagi-lagi Michelle heran, yang sedang bicara di telepon ini seperti bukan kakak kandungnya. Dia seperti orang lain.

"Ini Rachel Utama 'kan? Anak Pak Tommy Utama, anaknya bapak gue, kakak kandung gue?"

"Iya Michelle Utama, ini Rachel Utama anaknya Pak Tommy Utama, kakak kandung kamu." Rachel terkekeh geli.

"Kok beda sih? Ini bukan kayak Elu? Lagi kerasukan malaikat ya? Kok jadi nice banget?"Tawa Rachel pecah mendengar pertanyaan-pertanyaan adiknya. Sebenarnya, dia tidak terkejut kalau Michelle jadi heran.

Wanita itu bahkan heran dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya sikap dia berubah semanis ini. Rachel yang dulu terlalu cuek dan ketus, termasuk pada adiknya yang sedang berbicara di telepon itu.

"Papa lagi ngapain?"

"Papa belum pulang, masih di masjid, shalat Isya," jawab Michelle.

"Hah?!" Kali ini, justru Rachel yang terkejut. Setahu dia papanya tidak pernah sholat.

Tommy Utama, ayah Rachel dan Michelle adalah seorang mualaf. Dia masuk Islam sehari sebelum menikahi almarhumah istrinya. Di usia pernikahan mereka yang ke sepuluh ibu Rachel meninggal dunia, Papa sangat sedih dan terpuruk. Dia merasa kecewa dengan takdir yang harus dihadapinya, dia seperti melakukan protes kepada Dzat yang mengambil nyawa istrinya.

Laki-laki keturunan Tionghoa itu berhenti sholat, sedekah, zakat dan semua ritual peribadatan Islam lainnya. Begitu juga dengan dua anak perempuan yang masih dalam asuhannya.

"Kaget ya? Emangnya kakak doang yang berubah, disini ada juga yang berubah," kata Michelle

"Sejak kapan Papa sholat lagi?" Rachel penasaran.

"Mau tau, atau mau tau banget?" Sang adik tersenyum jahil.

"Mau tau banget."

"Kalau mau tau banget, pulang dong! Tanya sendiri sama Papa."

Mendengar kata-kata adiknya Rachel tercekat, Apakah terjadi sesuatu dengan ayahnya? Apakah dia benar-benar harus pulang?

Wanita Dari Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang