"Papa mau nyumbang ke pesantren ini," kata pak Tommy. Ia datang menghampirir Rachel setelah sekitar dua puluh menit beliau bercakap-cakap dengan Ustadz Zulkifli. "Nanti siapin semuanya ya, Kak."
"Iya Pa," jawab Rachel, Sang ayah merinci apa saja yang harus dipersiapkan.
Rachel hanya mendengarkan dengan seksama semua yang dikatakan ayahnya, dia semakin mencintai laki-laki tua itu. Dan, dia juga baru menyadari, betapa dia merindukan saat-saat seperti ini, bercakap-cakap begitu dekat dengannya.
Anak sulung yang sudah lama tidak pulang itu memeluk lengan ayahnya dan menyandarkan kepala di bahu beliau. Pak Tommy mengusap rambut Rachel pelan, kemudian pandangan mereka bertemu, tanpa dapat dicegah, bulir bening jatuh dari netra keduanya. Itu air mata bahagia.
"Pada kenapa sih?!"
Michelle yang sejak tadi sibuk memperhatikan acara di panggung, heran melihat tingkah ayah dan kakaknya.
"Enggak apa-apa bahagia aja. Iya kan, Pa?" kata Rachel.
Pak Tommy hanya tersenyum mendengar percakapan kedua putrinya.
"Sini aku peluk!" Rachel menarik kasar bahu adiknya dan memeluk gadis itu dengan sangat erat, lagi.
"Aaa! Jangan kenceng-kenceng! Entar rusak kerudungku nih." Michelle protes untuk hal yang sama kedua kalinya.
"Kakak mau ke kamar mandi nih, mau ikut enggak?"
"Ih, ngapain sih ke kamar mandi pake ngajak-ngajak?" kata Michelle, kakaknya tertawa jail.
Rachel keluar dari area acara syukuran, dia bertanya pada beberapa murid yang ditemuinya di mana toilet berada. Ini adalah pesantren khusus putra (hanya siswa laki-laki), tidak ada toilet wanita selain di kantor guru dan kepala sekolah.
Rachel diarahkan menuju ruang guru, di sana ada toilet yang bisa digunakannya.Saat mencari-cari bangunan toilet sesuai arahan beberapa orang itu, tak sengaja mata Rachel melihat sosok seseorang. Hati wanita itu berdegup kencang, nafasnya sesak, air mata mendesak di pelupuk mata.
Rachel berdiri kaku di tengah lorong, badannya gemetar, sosok itu sedang berdiri membelakangi toilet. Dia hanya berjarak sekitar satu meter dari dirinya.
Tanpa ia sadari, beberapa orang anak tengah berjalan bergerombol sambil bercanda tawa menuju ke arahnya dan,
Bruk!
Rachel terhuyung dan menabrak sosok itu. Tas yang baru saja dia buka resletingnya tumpah, isinya berhamburan.
"Ibu enggak apa-apa?" Sosok itu bertanya.
Oh Tuhan, betapa Rachel merindukan suara itu. Suara laki-laki yang pernah membuatnya bahagia, tapi juga menggoreskan luka.
.
.
.
Beberapa menit sebelumnya.
Ya Nabiii salaam 'alaika
Yaa Rasuul salaam 'alaika
Ya Habib salaam 'alaika
Sholawatullah 'alaika
Terdengar suara murid-murid pesantren Ibnu Sabil mengumandangkan shalawat kepada Rasulullah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Dari Ruang Rindu
RomanceArkan Ramadhan, anak laki-laki kebanggaan keluarganya. Dia menolak semua wanita yang dijodohkan dengannya. Padahal mereka adalah wanita-wanita shalehah dan terjaga. Mengapa Arkan bersikeras tidak ingin menikah?