Sunny yang tengah berbaring di atas bed rumah sakit menatap punggung Rachel, sahabatnya itu sedang termenung di hadapan jendela. Entah apa yang dia pikirkan.
Hampir satu bulan Sunny sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Ini melelahkan, namun, ia juga merasa sangat beruntung. Saat sesuatu terjadi pada dirinya, Rachel ada di sampingnya, dan mengurusnya.
Dia bahkan rela bolak-balik sekolah dan rumah sakit untuk mengurus dirinya dan juga mengurus sekolah yang mereka dirikan bersama. Tapi, tidak dapat dipungkiri, Rachel juga terlihat sedang tidak baik. Mereka sudah terlalu lama berteman. Sunny pasti tahu jika ada yang mengganggu hati Rachel, walalupun ia menyembunyikannya.
Wanita yang sedang sakit itu beranjak dari ranjang rumah sakit, lalu tanpa suara memeluk sahabatnya dari belakang.
"Hey!"
Rachel terkaget karena tiba-tiba Sunny memeluknya seperti.
"How are you?" tanya Rachel.
"I'm doing good. How are you?" Sunny tersenyum dan bertanya balik.
"I'm good," jawab Rachel.
"No, you're not," sanggah Sunny. Tentu saja dia tidak percaya pada wanita itu. "Aku sangat berterima kasih dengan semua yang kamu lakukan hampir dua pekan ini. Kamu sangat baik Rachel."
Rachel hanya tersenyum merespon apa yang dikatakan Sunny.
"Ada sesuatu yang mengganggu kamu?"
Rachel menggeleng, yang justru, itu membuat Sunny semakin curiga.
Tiba-tiba Rachel terlihat seperti menahan mual. Dan secepat kilat dia menuju kamar mandi, memuntahkan semua yang ada di perutnya. Ini bukan yang pertama kali Sunny lihat, kemarin pagi juga Rachel seperti itu. Ia mencurigai sesuatu.
"Are you pregnant ?"
Sunny bertanya pada Rachel yang masih di kamar mandi, yang ditanya tidak menjawab, tubuhnya terduduk lemas di atas toilet.
"Sayang, ngomong dong sama aku!" Sunny memegang tangan pucat sahabatnya. "Are you pregnant?" Sunny mencoba bertanya lagi.
Rachel mengangguk dan air matanya luruh seketika. "Aku harus gimana, Sunny?" tanya wanita ringkih itu.
"Siapa ayah bayinya? Arkan? Kamu tinggal sama Arkan, apa kalian juga berkencan?" Tentu saja Sunny tahu tentang Rachel yang hidup seatap dengan Arkan.
"Itu kecelakaan, tapi dia pikir aku menjebaknya, dia sangat marah," kata Rachel, tangisnya semakin deras.
"Gimana bisa dia berpikir seperti itu, brengs*k!" Sunny tersulut emosi.
"Aku takut, Sunny," kata Rachel
"Kamu sudah bicara dengan Arkan?"
Rachel menganggukkan kepala.
"Tentang bayinya?"
Kali ini, Rachel menggeleng lemah.
"Aku harus keluar rumah sakit hari ini juga. Aku harus bicara pada laki-laki brengs*k itu." Sunny menyumpah serapah sambil membereskan barang-barangnya yang tersebar di berbagai penjuru di kamar rumah sakit itu.
Setelah keluar dari rumah sakit mereka langsung menuju apartemen Rachel. Sunny sangat berharap bisa menemukan Arkan di sana, tapi ternyata tidak ada.
Arkan membuat memo di pintu kamar Rachel, rupanya sidang tesis laki-laki itu sudah dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Dari Ruang Rindu
RomanceArkan Ramadhan, anak laki-laki kebanggaan keluarganya. Dia menolak semua wanita yang dijodohkan dengannya. Padahal mereka adalah wanita-wanita shalehah dan terjaga. Mengapa Arkan bersikeras tidak ingin menikah?