Ext Chapter04:Untuk Grizelle Matahari:

534 49 18
                                    

Hari yang di tunggu tunggu akhirnya datang juga. Lengkap dengan riasan cantik diwajah putih, juga kebaya soft pink yang melekat di tubuh Matahari. Kesan nya sebagai Primadona terus terpancar.

'Orang cantik selalu menonjol'
Banyak yang iri dengan anugerah wajah Matahari ini. Wajar saja jika Matahari cantik, karena ibu dan kakak nya memiliki visual yang tak kalah menarik. Mereka lahir dari keluarga bervisual semua.

Matahari dengan bahagia melangkah kan kakinya di koridor kampus untuk segera menuju ruangan Aula. Sepanuang jalan di koridor Matahari terus menjadi perhatian bagi semua mahasiswa/i. Dan itu menambah kepercayaan diri Matahari menjadi 100%.

"Matahari...."Batin seorang pria yang berada diBawah pohon Taman.

"So Beautiful."Sambungnya seraya tersenyum manis.

Ternyata didalam ruangan sudah banyak mahasiswa/i yang akan segera lulus bersama Matahari. Matahari tersenyum tipis kemudian mendudukkan bokongnya dikursi yang kosong.

Acara akan segera dimulai. Itu membuat Jantung Matahari terus berdegup kencang.Ini adalah momen bahagianya.

~©MatahariLangit.~

"Pah, papah duluan aja ya naik taxsi, Zalle mau jemput Haru dulu!"Titah Zalle yang diangguki Gandira.

"ya udah papah duluan ya."Pamitnya segera keluar rumah dan masuk kedalam taxsi pesanan Grizalle.

Setelah Gabdira pergi Grizalle pun berlaih mengajak Noe untuk segera keluar dan naik kedalam mobil pribadi Grizalle.

"Kita jemput Papah dulu ya..."Kata Grizalle sembari memasangkan Noe sabuk pengaman.

"Eung!"Balas Noe tersenyum manis.

Didalam Taxsi Gandira terus memperhatikan jalanan,Gandira terus berfikir saat Sandara masih ada. Jika saja kecelakaan itu tidak terjadi maka sampai saat ini Matahari pasti akan lebih bahagia.

"Udah enam tahun kamu pergi....Anak kita udah semakin besar dan cantik."Gumam Gandira tersenyum.

"Dia persis mirip sama kamu waktu muda."sambungnya seraya mengingat Flashback.

~©MatahariLangit.~

"Pisau bedah!"Titah Dokter Reno pada Arsen.

Arsen pun segera memberikan nya, sembari terus memperhatikan dengan fokus. Salah sedikit saja NYAWA MELAYANG.

Sementara hatinya terus bertanya, 'sekarang sudah jam berapa?'Apa Wisudanya udah selesai?'Apa Adena nyariin?'Apa Adena marah padanya?' Itu membuat hatinya menjadi gelisah dan frustrasi.

"Na....Maaf"lirih Arsen merasa bersalah karena sudah lama dia mencampakkan Adena. Jarang membalas pesan atupun menjawab telpon. Mereka sudah sangat jarang bertemu,dikarnakan Jadwal Arsen yang snagat Padat sebagai Dokter.

Sedangkan di kampus Adena terus mencari keberadaan Arsen. Setelah Topi Toga nya terpasang Adena pun segera berfoto bahagia bersama keluarga nya. Walaupun masih ada yang kurang.

"Kamu kemana?"Batin Adena mencari Arsen.

"Akhirnya,Adek kakak lulus juga! Selanat ya."Kata Adnan seraya memberikan Sebuket bunga Mawar pink.

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang