PROLOG

1.4K 96 17
                                    

Jihoon sama sekali tak mengerti apa dosa yang sudah ia perbuat sampai-sampai harus menghadapi situasi semacam ini. Kini, pria manis itu tengah duduk berhadapan dengan pria lain yang merupakan calon- Ah ralat, maksudnya adalah 'tunangannya' sejak beberapa puluh menit yang lalu.

Mereka berdua bahkan masih saling melotot satu sama lain. Oke, kalian tidak salah membaca. Bukan tatapan penuh cinta layaknya pasangan yang baru bertunangan pada umumnya,  mereka memang saling menatap dengan pandangan seolah berkata 'Kubunuh kau'. Ini sudah berlalu 15 menit lamanya, tapi tak ada yang mau memalingkan wajah seolah tak mau kalah. Sampai akhirnya, pada menit ke duapuluh Jihoon lebih dulu memalingkan wajahnya sambil berdecih.

Pria dihadapannya mengerutkan kening tak suka.

Jihoon menggerutu dalam hati pada ibu dan ayahnya yang mencetuskan ide gila tentang 'pendekatan pasca pertunangan' yang kini menjebaknya berdua dengan manusia yang paling ia kutuk.

"Ada apa dengan raut wajahmu itu sir?" Daniel membuka suara, menaikkan sebelah alisnya khas Kang Daniel saat mengintimidasi seseorang. Jihoon menatap garang pria congkak dihadapannya.

"Jangan berpura-pura bodoh sir. Kau membuatku muak!" sarkas Jihoon. Oke-oke... Mari luruskan masalah ini. Jadi situasi yang Jihoon hadapi saat ini adalah : Ia sedang berbincang berdua dengan 'tunangannya'  yang entah kebetulan atau kesialan juga merupakan 'mantannya'. Catat MAN-TAN-NYA!... Atau mungkin kalian bisa menggaris bawahi kata 'tunangan' dan 'mantan' disana, mungkin karena itulah suasana saat ini terasa horror.

"Oke baiklah... Tapi Ji, ini benar-benar diluar kendaliku, aku bahkan tak tahu jika itu kau. Jadi mari kita memulai semuanya dari awal saja. Tidak ada dendam, oke?" Daniel berseru sambil menunjukkan dua jarinya tanda peace, Jihoon berdecih lagi.

"Kau fikir semudah itu Kang?! Kau mendua-Ahh tidak... Kau mentigakanku! Berselingkuh dengan sahabat dan adik tingkatku!! Kau fikir bisa semudah itu memulai dari awal dengan bajingan menyebalkan sepertimu?!" Jihoon semakin mencondongkan tubuhnya dengan tangan yang sibuk menunjuk-nunjuk wajah pria dihadapannya. Daniel mengedikkan kepalanya tak terima.

"Hei.. Ini bukan sepenuhnya kesalahanku.  Kau juga salah disini, jalan bersama Guanlin saat aku tidak ada??? Kau fikir aku tak tahu! Lagipula saat itu aku bahkan tidak tahu jika Eiwoong adalah sahabatmu!" balas Daniel.

"Jalan katamu?! Aku hanya ikut dengannya karena kami searah. Lagipula dia yang memaksaku,,, mungkin dia tak tega membiarkanku diam sendiri sambil menunggu bus, setidaknya dia punya hati, tidak seperti seseorang yang malah asik menggoda Somi dengan kedok berlatih basket!"

"Aku tidak menggoda Somi, dia yang menggodaku! Lagipula kau harusnya tidak menerima ajakan dari Guanlin, Jinyoung, Woojin ataupun Lucas. Kau tahu betul mereka menyukaimu!"

"Dan kau tergoda Mr. Kang! Aku melihat sendiri kau mencubit pipi Somi. Dan bukan salahku jika banyak yang menyukaiku!"

Daniel menghela nafasnya lelah. Ini sulit. Mereka berdua adalah juaranya dalam hal keras kepala.

"Hng... Kau benar, bukan salahmu jika mereka menyukaimu. Apa aku harus menyalahkan tuhan karena menciptakanmu begitu sempurna?" Daniel bergumam pada dirinya sendiri, tapi Jihoon masih bisa mendengarnya. Sejenak Jihoon tertegun.

Dihadapannya saat ini adalah Daniel yang dulu ia cintai. Daniel yang dewasa dan lembut, bukan pria brengsek yang suka mempermainkan hubungan mereka.

Jihoon bangkit dari posisinya. Ia tak ingin berlama-lama disini.

"Untuk apa yang akan terjadi kedepannya kita bicarakan nanti. Mungkin aku bisa membujuk ayahku untuk membatalkan pertunangan ini" setelah mengatakan itu Jihoon segera bergegas meninggalkan tempat itu.

Dengan Daniel yang menatap sendu punggungnya.

Semua tidak akan mudah lagi.



Verloofde [NIELWINK] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang