✨23✨

35 3 0
                                    

Hara terhenti. Nafasnya mendadak tercekat ketika Jaehyun menghampirinya. Dan Seola pergi menjauh, ke arah warung yang dekat dengan lapangan griya cemara.

"Kamu kenapa kesini?" tanya Jaehyun lembut, Hara hanya menatap Jaehyun datar setelah tau apa yang Jaehyun lakukan tadi. Meninggalkan Hara disekolah sendirian, tanpa berpamitan dan menghilang dari masalah.

Tau taunya, ia tengah latihan basket bersama teman  se-timnya.

Hara menatap mata sayu Jaehyun dengan kilat emosinya.

"Kemana lo tadi?"

Jaehyun terdiam sejenak. Lalu tangannya terulur untuk meraih kedua bahu hara, namun Hara mundur selangkah. Membuat Jaehyun sedikit waspada.

"Ra..."

Lirih Jaehyun, ketika melihat Hara yang seolah-olah menjauhi dirinya.

"Maaf Ra tadi gue ninggalin lo, tadi— "

Jaehyun sudah berhasil menangkap kedua bahu Hara, ingin sekali Jaehyun mendekapnya.

"Lo ngapain lari? Lo takut? Masih sayang sama mantan lo?"

Suara hara memelan, mendadak tenggorokannya kering.

Hembusan angin membelai kulit Hara dan membuat rambutnya semakin berantakan karna tersapu angin. Dengan gerakan telaten Jaehyun merapikan rambut dan poni Hara hingga rapi, hingga Hara menatap manik mata hitam Jaehyun dengan tatapan sendu.

"Maaf ra."

Jaehyun menunduk, dan membuat Hara sedikit meringis karena melihat Jaehyun yang sedikit kacau sekarang. Buih-buih keringat yang muncul dari arah pelipis Jaehyun mulai berjatuhan.

"Maaf banget..."

"Kayaknya kita harus break dulu."

Garis wajah Hara menurun, dia mendadak terdiam seribu bahasa.

Hati Hara mencelos seketika mendengar penuturan Jaehyun tersebut. Hara semakin menatapnya dengan kilatan amarah, namun amarahnya seketika redam dan digantikan dengan tatapan yang redup seperti awan yang berada di atasnya. Kabut hitam sudah mengelilingi awan yang tadinya berwarna biru.

Mendung. Hara sudah tak dapat membendung air mata yang sudah membanjiri kelopak matanya.

"Brengsek, gue nyesel naruh perasaan sama orang kaya lo."

Kedua tangan Hara yang berada di sisi tubuhnya terlihat mengepal, menahan amarah.

Air mata Hara yang sedari tadi ia bendung lolos seketika di pipinya.

"Gue benci lo, jae. Gue kira lo beda sama cowok di luaran sana."

"Sialan."


"Lo balik kapan sung?" rengek Hara. Sambil menggenggam ponselnya yang ia letakkan di sebelah telinga. Ia sekarang tengah menelepon adiknya, ia benar-benar butuh sandaran. Namun tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Hara benar-benar rapuh saat ini, butuh teman. Sedangkan sekarang dia dirumah sendirian, tanpa teman. Sunyi, sepi dan sendiri.

"Gue otw nanti malem, lagi menye-menye nih gue sama shuhua. Btw gimana hubungan lo sama Jaehyun Ra? Baik-baik aja kan? Perasaan gue gak enak dari tadi."

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Jisung membuat Hara terdiam sejenak.

"Hm. Baik kok." ujar Hara dengan suara yang berat,

Bahkan publik belum mengetahui bahwa Jaehyun dan Hara sudah putus, meskipun itu hanyalah break tetapi Hara menganggap itu putus. Karena semua terasa sama.

Impossible - jjh✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang