Part 15 siapp
Wkwkwkwk
*****
"Mentari, ayolah .....,"
Mentari yang baru saja pulang dari rumah Abimanyu dam sekarang duduk di sofa itu memutar bola mata mata dengan malas saat mendengar Meisya yang terus merengek meminta ditemani oleh Mentari untuk beli mie di warung.
Mie mulu. Heran deh.....
"Gue itu baru dateng dan capek, kak. Masa udah lo ajak beli mie aja," ujar Mentari sebal bukan main.
"Nemenin doang. Sebentar. Entar langsung pulang," kata Meisya masih berusaha untuk membujuk.
Mentari melirik sinis, "Sebentar doang tapi,"
Meisya mengangguk semangat, "Iya! Sebentar doang!"
Mentari pun berdiri, "Yaudah ayo!"
Meisya tersenyum senang lalu berjalan untuk keluar rumah mengikuti Mentari. Kadang Mentari heran, dia yang adik tapi kenapa dia yang seperti kakak.
Meisya itu manja dan suka merengek. Bisa - bisa nya Saka sabar menghadapi sikap kakaknya itu.
"Ini baru jam delapan, tapi ngapa komplek udah sepi ya?" tanya Meisya membuat Mentari mendesis sebal.
Demi apapun, Mentari benci akan hal - hal yang berbau horor.
"Tiap hari juga gini kali, kak. Yang penting lampu - lampu kan nyala," kata Mentari tenang.
Meisya mengangguk membuat Mentari menghela napas lega. Asal kalian tau ya, bukan hanya Mentari yang takut hantu. Tapi Meisya juga. Jadi, jika tiba - tiba mereka di hadang pocong di tengah jalan, nggak ada yang berani nolong dan pasti udah pingsan.
Mentari pernah punya inisiatif. Saat dia di hadang hantu, dia akan membaca ayat kursi. Tapi sebelum dia membaca ayat kursi, dia sudah tergeletak pingsan terlebih dahulu.
"Kok, gue merinding ya," kata Meisya memegangi tengkuk belakangnya.
Pasalnya, setelah ini mereka akan melewati jalanan yang di tepi nya banyak sekali pohon bambu.
Mentari meneguk ludah, "Udah, ayo lanjut aja. Nanggung. Mau balik juga udah setengahnya, kan?" ujarnya santai meskipun dia juga menahan takut.
Meisya mengangguk. Sebelum akhirnya ......
UHUK
Mentari dan Meisya spontan saling pandang dengan mata melotot. Siapa yang batuk itu???
"Kak .... " panggil Mentari membuat Meisya meneguk ludahnya, "Jangan takut,"
Meisya meraup wajahnya kasar, "Gue nggak takut!" gasnya.
Mentari memejamkan mata nya sebentar. Dia memandang jalanan yang tampang sepi. Tapi entah kenapa saat ini dia malah merinding.
"Kak, kita nggak ada pilihan lain," ujar Mentari yang sudah menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.
"Maksudnya?" beo Meisya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abimanyu [Terbit]
Fiksi RemajaNagara series 1 Pemesanan novel Abimanyu, hubungi admin : 085706655800 Abimanyu Angka Nagara. Cowok yang mempunyai tatapan tajam itu bernotabe sebagai ketua geng motor Bandidos yang mana memiliki anak buah dimana - mana. Meskipun galak dan tegas, di...