35. Kabar mengejutkan [II]

13.5K 1K 59
                                    

Mentari berjalan menelusuri lorong rumah sakit dengan setelan yang sama seperti tadi. Jaket hitam dan leging hitam.

Cewek itu berjalan dengan santai tanpa gurat wajah yang khawatir. Apa yang perlu di khawatirkan??

Salah satu perawat menghampiri Mentari yang membuat langkah cewek itu spontan terhenti, "Nona Mentari, Ibu Athana berada di ruangan VVIP nomor 2,"

Mentari mengerutkan kening, "Suster kenal saya?"

Mentari bodoh! Ngapain nanya kayak gitu coba.

Suster itu tersenyum, "Saya dapat pemberitahuan jika ada perempuan berwajah seperti anda harus dikasih tau,"

Mentari mengangguk. Pantas saja, suster itu terus memandangi sekitar lalu beralih ke ponselnya.

"Makasih ya, sus!" kata Mentari lalu berjalan untuk menaiki lift, karena ruangan VVIP ada di lantai tiga.

Setelah sampai di lantai tiga, Mentari berjalan dan sekarang dia berdiri di depan pintu nomor urut dua. Dimana di dalam sudah ada Athana yang struk mendadak.

Menertawakan kesengsaraan orang lain boleh nggak sih?

Mentari mengetuk pintu VVIP itu. Meskipun isi nya hanya anggota keluarga, lebih baik berperilaku sopan, kan?

Pintu terbuka yang membuat Mentari berdecih malas karena yang membukanya adalah Mika.

Sialan!

Mentari langsung masuk, tanpa menyapa Mika. Cewek itu langsung disambut oleh sepupu - sepupu nya yang lain.

"Lama nggak ketemu, bro!" kata Daniel menepuk - nepuk pundak Mentari.

Mentari mencebik, "Salah sendiri lo nggak dateng ke pertunangannya Mika," ujarnya sebal.

Gian langsung mengajak Mentari untuk menemui Athana, sementara Daniel duduk di sofa bersebelahan dengan Mika. Sebenarnya Daniel begitu malas duduk disini, tapi apa daya mamahnya menyuruhnya untuk menemani Mika. Sial! Sial! Sial!

Arjuna dan Amexa spontan menoleh saat mendengar langkah kaki seseorang. Mendapati Mentari dan Gian yang berjalan mendekat ke arah barankar.

Andra yang sedang membereskan berkas - berkas di kursi pun mendongak. Begitu juga dengan Dava yang selesai menuangkan air putih di gelas. Sementara Agi, laki - laki itu malah melengos.

"Datang sama siapa tadi?" tanya Aditama yang tau - tau ada di belakang Mentari.

Mentari menoleh ke belakang, "Sendiri, Kek," jawabnya.

Aditama mengangguk lalu segera duduk di sofa khusus untuk satu orang.

"Sini, Mentari. Sapa nenekmu," kata Arjuna membuat Mentari mengatupkan bibir.

Mentari berjalan mendekat. Berdiri diantara Arjuna dan Amexa. Sesya dan Desi yang baru saja masuk membawa sekresek makanan pun diam, mereka langsung menuju meja untuk menata semuanya.

Mentari menatap Athana yang diam. Mata wanita itu terbuka, dia ingin bicara, tapi bibirnya susah bergerak. Mentari menghela napas lalu tersenyum tipis.

Abimanyu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang