36. Fakta

14.3K 1K 211
                                    

Ini end apa enggak??? Enggak tau,wkwkwkwk

****





Suasana sedang berduka.

Dava memeluk Andra untuk menguatkan satu sama lain. Sementara itu, Sesya dan Desi menenangkan Sarah yang meraung - raung tak terima atas kepergian Athana.

Mentari yang memakai pashmina hitam itu menyandar di bahu Amexa untuk mencari ketenangan. Sementara Arjuna ada bersama Agi yang sedang mengepalkan kedua tangannya.

Meisya memeluk Saka, lalu Gian juga memeluk Elsha yang sedang terisak pelan.

Keluarga Nagara juga turut hadir untuk mengantar Athana ke peristirahatan akhir.

Abimanyu menatap Mentari yang melamun. Wajah Mentari pucat pasi, disisi lain, Mentari juga cantik. Apalagi pas pake pashmina kayak gitu.

"Yang ikhlas! Mamah pasti sedih kalo kamu nangis terus," kata Sesya kepada Sarah yang meraung - raung.

Sarah memicingkan mata. Tatapannya jatuh kepada Mentari, "Ini semua gara - gara Mentari! Andai aja dia nggak ngebangkang, pasti Mamah bakalan panjang umur!"

Mika yang berada di samping Sarah pun mengangguk, "Kenapasih lo selalu ngusik keluarga kita yang harmonis! Harusnya tuh lo enyah aja!"

"Stop, gue lagi nggak mau bertengkar," kata Mentari tenang. Lebih tepatnya mencoba tenang.

Sarah dengan penuh dendam pun segera berdiri, berjalan menuju Mentari lalu menampar pipi cewek itu.

"SARAH!" bentak Amexa menatap tajam Sarah, "Punya nyali apa lo berani ngelukain anak gue?!" tantangnya dengan menyembunyikan tubuh Mentari di belakang tubuhnya.

Meisya langsung berjalan menghampiri adiknya. Dia menatap nanar pipi Mentari yang memerah. Namparnya emang keras banget.

"Lihat!! Cuma dia yang nggak nangis pas mamah meninggal! Cuma dia!!" ujar Sarah semakin menggila dan menunjuk - nunjuk Mentari.

Sarah ingin maju untuk menyerang Mentari, namun Arjuna lebih dulu menghalanginya, "Nyentuh anak gue, lo mati," ujar Arjuna dingin.

Agi langsung berdiri, "Jangan ngancem istri gue, Jun!" ujarnya marah.

Arjuna menatap Agi yang berada di hadapannya. Namun, terhalang makam Athana.

"Istri lo nyakitin anak gue!" kata Arjuna penuh aura dingin.

"Anak lo emang pantes disakitin!" kata Agi sarkas yang membuat Arjuna nyaris melayangkan bogeman kepada Agi, semuanya akan terjadi jika Raka tidak menahannya.

"Lepasin gue, Rak!" kata Arjuna berusaha melepaskan tubuhnya dari kukungan Raka.

"Jangan gila. Kalo gini, Tante Athana nggak bakalan tenang karena ngelihat lo ribut mulu sama sodara lo!" kata Raka kepada Arjuna.

Dava berpamitan, "Gue pulang. Kasian papah sendirian di mansion," kata laki - laki itu lalu mengajak Desi dan Daniel untuk pulang duluan.

Andra mengusap pipi nya yang memang ada air mata disana. Laki - laki itu berdiri, mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku.

Abimanyu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang