✔️ THE DEAD INSIDE US 4 - BAGIAN 2 (BLACKPINKXBTSXGIDLEXIKONXLOONA)

84 | Redoubt

//

Redoubt; 84

The Dead Inside Us

- Sacred Valley -

//

Mobil itu terguling sebanyak empat kali hingga berhenti dengan keadaan berdiri sempurna-seperti bagaimana mobil yang bertumpu dengan ban-nya.

Tetapi keadaan itu membuat ketiga orang yang berada di dalam mobil itu terbanting-banting, walau seatbelt mengikat kuat tubuh mereka. Tentang bagaimana hantaman tubuh yang tak bisa menahan ketika mobil itu terguling berulang.

Dalam keadaan pusing, Bobby berusaha melirik ke samping dan belakangnya. Di mana dua orang lain yang berada di dalam mobil yang sama dengannya harus ia ketahui keadaannya.

Yoon-gi di sampingnya, memejamkan mata, mengerang pelan sambil berusaha menyentuh kepalanya. Sedangkan Soyeon di belakang sana, menahan rintihan ketika tubuhnya terhenti dsri hantaman itu.

Saat itu, walau telinganya berdengung, walu pening menekan kepalanya, tetapi Bobby berusaha menyadarkan diri akan suara sangat bising di luar sana. Yang tak mungkin membiarkannya diam di posisi.

Terlebih ketika secara tak terduga, sebuah bongkahan es terjatuh tepat di atas kap mobilnya, yang membuat jantungnya terasa ditarik keluar.

Dengan tangannya yang bergetar bukan main, Bobby berusaha untuk menyalakan mesin mobilnya yang mrndadak mati.

"Bobby... hhh... kau tak apa?"

Pertanyaan Soyeon tak dibalasnya.

Bobby hanya berusaha untuk menyalakan mesin mobil, dengan suara gemuruh luar biasa di luar sana.

"Yoon-gi pun... kau... b-baik... baik saja?"

"Kepalamu, Soyeon..."

Bobby terkesiap mendengar suara Yoon-gi, yang membuatnya melirik sekilas pada Soyeon untuk melihat bagaimana darah mengalir dari kepalanya. Tetapi ketika Yoon-gi menghadapnya, pemuda itu mengatakan hal serupa.

"Kau pun... Bobby..."

Hanya saja Bobby tak ingin memikirkannya, walau ia mulai merasakan cairan kental jatuh menelusuri pelipisnya.

Bobby hanya mencoba untuk terus menyalakan mesin yang tiba-tiba mogok, sulit untuk kembali menyala. Hingga ia melihat bagaimana dua motor melewatinya, dengan sebuah teriakkan.

"CEPAT MAJU!!"

Bobby tahu itu.

Teriakkan Lisa yang membawa motor, kini berada di hadapannya, setelah melewatinya bersama Noah yang membawa Heejin.

Bagaimanapun juga, mereka menggunakan motor, justru mereka yang harus dikhawatirkan. Dan disinipun, Bobby berusaha meloloskan diri.

"Yoon-gi... hidungmu..."

Bobby mendengar suara itu.

Tetapi Bobby tetap berusaha untuk terus menyalakan mesinnya, ketika bersamaan petir menyambar sekitar tiga meter dihadapan mereka. Dan getaran itu, benar-benar terasa hingga ke dalam mobil.

"Kalian... pegangan..."

Bobby hanya berbisik pelan, walau suara petir di luar sana begitu memekakan telinga.

Saat ini, Bobby hanya perlu fokus.

Bobby menanggung dua nyawa lainnya. Dan bahkan misi penyelamatan mereka belum di mulai. Sehingga Bobby tak bisa jikalau-