52 | Morning Sorrow

3K 792 330
                                    

[vomments ya sayancu jangan jadi hantu 🖤]





//

Morning Sorrow; 52

The Dead Inside Us

- Sacred Valley -

//





Setelah berharap bahwa pagi berkabung takkan dirasakan kembali, nyatanya semua terulang. Terulang akan bagaimana matahari terbit—tetapi tak terlihat walau biasanya memang samar, namun sekarang, terlalu banyak pula awan di langit.

Sebagai pengantar hari baru, mereka justru membawanya dengan isak tangis dan kehilangan. Seharusnya mereka masih bersama, dengan saling menguatkan diri, nyatanya banyak hal terjadi secara tak terduga.

Yang mengerikan.

Lebih mengerikan daripada sebelumnya.

Sedikitnya waktu yang dimiliki membuat mereka tak memiliki pilihan. Selain untuk memakamkan tubuh dari teman mereka, sang gadis berambut pirang, yaitu Jung Jinsoul. Membawa raganya ke dalam tanah, untuk menyusul yang lainnya, yang sudah pergi lebih dahulu.

Kepergian Jinsoul benarlah tak terduga sama sekali.

Terlalu cepat, teralu mengejutkan. Tetapi jelasnya pula, nyawa itu terenggut seperti dalam kedipan mata.

Tak ada perpisahan sama sekali.

Tak ada setidaknya... pelukan berbalas yang terakhir.

Suasana pagi itu terlalu memilukan, terlebih ketika beberapa dari mereka—yang sehat atau setidaknya baik-baik saja—kembali dari bagian pemakaman, yang berada di bawah pohon karet—yang tepatnya berada di bagian kanan dari belakang sekolah, jika posisi menghadap ke arah gerbang utama, bukan ke arah hutan.

Kala itu, Jeon Heejin masih menangis tersedu. Menangis di koridor dari bangunan tengah, meratap di lantai, dengan sangat memilukan.

Kehilangan satu teman terbaiknya adalah hal yang sulit sekali untuk dibayangkan. Walau pada akhirnya, benar terjadi keadaannya. Terlebih, Heejin tak kehilangan satu. Satu lainnya pula masih belum jelas keadaannya, terkurung dalam tempat yang terdengar sangat mengerikan.

Namun Heejin tak sendiri.

Terdapat dua orang yang sejak tadi menemaninya, bahkan sejak mereka pergi untuk memakamkan. Mencoba untuk menenangkannya, tetapi juga memberikannya waktu untuk berkabung. Terlebih keduanya pun tahu bahwa Heejin dan Jinsoul sebelumnya pum datang berdua, menantang bencana, untuk mencari teman yang lainnya.

Yaitu Choi Soobin dan Choi Yewon alias Arin.

Soobin, walau tak mengutarakan dengan ucapan, ia memeluk tubuh Heejin yang menunduk dalam posisi duduk. Hampir menyentuh lantai, menangis dengan sangat menyakitkan.

Hanya itu yang Soobin mampu lakukan dengan apa yang dialami sahabatnya semasa SMP. Yang sempat menghilang, tak ada kabar sama sekali—yang ia tahu. Dan kini bertemu lagi dengannya, dengan keadaan yang tak baik, lalu harus menyaksikannya kehilangan.

Soobin sendiri saksi nyata akan bagaima Heejin tak memiliki teman baik perempuan semasa SMP. Yang Heejin mampu percayai saat itu hanyalah dirinya dan sang kekasihnya.

Sehingga melihat bahwa ada teman peremluan yang sangat berharga untuk gadis berambut coklat tersebut, tetapi harus ditinggalkan, membuatnya juga ikut merasakan sesak. Soobin bahkan merasa, jika ia tidak memiliki trauma terhadap petir, setidaknya ada yang bisa ia lakukan selama petir menabrak daratan dengan menggila dan ia tak tahu. Setidaknya... Soobin bisa menenangkan Heejin lebih awal.

✔️ THE DEAD INSIDE US 4 - BAGIAN 2 (BLACKPINKXBTSXGIDLEXIKONXLOONA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang