[6] nightmare

354 59 5
                                    

Hari ini Eunha kembali bekerja. Senyumnya sama sekali tidak luntur kala didepan pengunjung. Namun ada satu orang merasa kesal dengannya.

"Eunha, tolong kamu anterin pesenan ini ke meja nomor 5 ya. Aku mau ke kamar kecil sebentar."
"Oh iya kak Jira, sini biar aku aja."
Eunha langsung mengambil alih nampan itu.

Minsu yang melihat itupun terlintas ide diotaknya. Saat selesai memberi pesanan, Minsu cepat-cepat berjalan dan sengaja menyenggol lengan Eunha.
Dengan seketika nampan yang dibawa Eunha jatuh menyenai pengunjung yang baru saja selesai membayar.

"Dasar pelayan bodoh!"

"Ma-maaf sa-saya nggak sengaja pak."

"Kamu punya mata nggak sih?! Kalo jalan liat-liat! Dasar bodoh!"

"Pokoknya saya minta ganti rugi! Dimana atasan kamu?! Cepetan bilang!" lanjut pria paruh baya itu

"Saya minta maaf pak. Saya janji bakal ganti rugi kok."

Dalam hati sebenarnya Eunha sudah ketakutan. Semua orang menatapnya dengan kasihan.

"Nggak perlu. Memangnya kamu bisa ganti baju saya dengan gaji kamu? Huh?! Sekarang dimana atasan kamu? Saya mau ketemu."

Eunha mencoba menahan pelanggan tersebut. Agar tidak pergi. Namun naasnya tubuh Eunha justru dihempaskan dengan kasar. Lebih parahnya lagi telapak tangan kanannya mengenai pecahan kaca.

Semua orang terkejut, bahkan pelanggan tersebut tak kalah terkejutnya.

"Ini bukan salah saya, salah kamu sendiri yang udah cegah saya."

Eunha menggigit kecil bibir bawahnya, mencoba menahan rasa sakit yang menjalar ditangannya. Matanya sudah siap mengeluarkan air matanya.

Seseorang mendekati Eunha dan memegang tanganya. Lebih tepatnya mengecek luka Eunha.

"Ju-Jungkook," tidak dapat dipungkiri. Saat Eunha menatap Jungkook dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Entah kenapa Jungkook merasa kasihan, rasanya dia ingin melindungi Eunha.

Dari awal Jungkook sudah melihat kejadian itu, hanya saja dia diam. Karna ini sudah melewati batas dengan cepat ia membatu Eunha.
Jungkook tau siapa pelaku sebenarnya. Dia adalah rekan kerja Eunha. Gadis yang sedari tadi hanya diam tanpa membatu apapun.

"Ayo bangun."

"Saya pikir pakaian anda tidak seharga dengan biaya pengobatan dia. Anda lebih berumur, seharusnya anda bisa berpikiran lebih baik!" ucap Jungkook dengan menengkankan kata lebih baik dan setelah itu mereka pergi keluar.

Hana yang sedari tadi bersama Jungkook, kini hanya tinggal sendiri di mejanya. Jungkook lebih mementingkan Eunha dibanding dengan dirinya yang akan menjadi tunangannya.

"Jungkook, bawa mobilnya pelan-pelan aja. Gue masih bisa tahan kok."

Jungkook tidak menghiraukan ucapan Eunha. Bahkan ia sedikit menambahkan kecepatannya.

Sampai dirumah sakit Eunha langsung ditangin oleh dokter.
Entah itu sangat sakit atau tidak. Yang pasti bagi Eunha itu sangat sakit pastinya. Bisa dilihat gadis itu yang menggigit bibir bawahnya sambil bergetar.
Selesai lukanya dibalut Eunha langsung menghampiri Jungkook.

"Eum... makasih. Makasih juga karna udah belain gue."

"Hm. Ayok gue anter pulang."

"Tapi ini masih jam kerja gue, nanti kalo gue dipecat gimana?"

"Lagi kaya gini lo masih mikirin kerjaan lo? Lo tau gak tadi siapa yang udah buat lo kaya gini?"

"Om om tua tadi."

SEARCH [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang