Happy reading!
_
_
_
Udara dimusim dingin begitu menusuk hingga menembus mantel yang Eunha kenakan sampai kekulit.
Tidak ada niatan baginya, untuk membalut tubuhnya dengan selimut yang tebal.
Walau saat ini adalah musim salju, Eunha terlihat begitu menikmatinya dengan duduk di sebuah bangku taman hotel. Untungnya, salju tidak turun.
Entah kenapa rasanya malam ini dirinya sangat sulit untuk tidur, yang bahkan hanya sekedar menutup mata saja ia tidak bisa. Padahal, tubuhnya sudah ingin direbahkan diatas kasur yang empuk.Eunha sedikit merenggangkan otot-ototnya, dan membiarkan rambut sebahunya tertiup oleh angin. Eunha mengadah kepalannya keatas, ditatapnya langit gelap yang bertaburan bintang yang begitu cantik dan indah saat saling berkelip. Salah satu benda langit yang dapat dinikmati keindahannya oleh seluruh penjuru dunia dengan mata telanjang.
Karna terlalu seriusnya Eunha menatap langit, dirinya sampai tidak menyadari kedatangan seseorang yang kini sudah duduk disampingnya. Orang itu menyodorkan minuman kaleng kearah Eunha, tepatnya didepan wajahnya. Eunha pun menoleh, lalu tersenyum kepada orang itu dan menerima pemberiannya.
"Kenapa lo gak tidur?" Tanya Jungkook.
"Gak bisa tidur. Kalo lo?"
"Sama," Eunha mengangguk paham.
"Tadi gue gak liat lo pas makan malem, lo kemana?" Tanya Eunha.
"Gue sama Eunwoo udah makan duluan."
"Oh gitu..." lagi-lagi Eunha mengangguk. "Tadi siang juga gue gak sengaja liat Hana nangis. Eum... apa itu karna lo?" Jungkook tak menghiraukan Eunha, pria itu justru menolehkan kepalanya dan menatap langit. Tepatnya seperti yang dilakukan oleh Eunha sebelumnya. "Oke, gue ngerti."
Beberapa saat suasana menjadi hening, tepat sebelum Eunha kembali bersuara."Kira-kira salah satu bintang diatas itu ada keluarga gue gak ya?" Jungkook menoleh kearah Eunha. "Gue gak tau, apa gue masih punya keluarga atau gak. Mereka masih hidup atau gak gue gak tau. Tapi yang pasti, dimanapun mereka, gue berharap banget kalo gue bisa ketemu. Walau cuma salah satunya, gue berharap banget, karna seenggaknya gue masih punya keluarga. Dari pada hidup sendiri tanpa tau jati diri, itu jauh lebih buruk bagi gue." Eunha tersenyum saat diakhir katanya. Jungkook menatap Eunha dengan senduh. Entah kenapa, dirinya pun seperti merasakan apa yang saat ini Eunha rasakan.
"Oh ya Kook, gue mau nanya sama lo." Tanya Eunha dengan memaksakan senyumnya.
"Nanya apa?"
"Menurut lo gue sama Mingyu gimana?" dalam hati Jungkook tidak menyukai pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis itu.
"Maksud lo? Gimana apanya?" Tanya Jungkook berpura-pura.
"Eum, maksud gue tuh... gue keliatan cocok gak sama Mingyu? Kita berdua keliatan kayak pasangan gak sih?"
"Gak. Biasa aja," jawab Jungkook cuek.
"Ihhh Jungkook, serius?" Jungkook berdehem, lalu meneguk minuman kalengnya.
"Kira-kira kedeketan gue sama Mingyu bisa buat orang lain cemburu gak?" tanya Eunha lagi. Jungkook yang mendengar itupun langsung dibuat tersedak. Eunha menepuk-nepuk pelan punggung Jungkook. Namun tak lama, Jungkook menyingkirkan tangan Eunha dan berdeham untuk menertalkan tenggorokannya.
"Lo gak papa?"
"I-iya, gue gak papa."
"Pelan-pelan aja kalo minum tuh," ucap Eunha. "Apa jawaban lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEARCH [ END ]
Teen Fiction[ Tahap revisi ] Tentang Eunha yang dengan sulitnya mencari keberadaan keluarga aslinya. Selama 3 tahun dia hidup sendiri dengan ditanggung oleh orang yang dia sendiri pun tidak tahu. Jungkook, dia murid baru yang memiliki kepribadian yang tenang...