[8] crab

301 53 7
                                    


"Maaf gue telat," ucap Eunha dengan nafas sedikit tersengal-sengal karna berlari.

Hana tersenyum lebar melihat kedatangan Eunha. "Iya, nggak papa kok. Tenang aja," balasnya. "Kamu kesini naek apa?"

"Bus," Hana hanya mengangguk.

"Ayo diminum dulu. Pasti kamu haus kan?"

"Makasih ya," Eunha langsung saja mengesap minumannya sampai habis setengah.

"Ngomong-ngomong, kamu sama Jungkook beneran satu kelas ya?"

"Hm. Kenapa memangnya?"

"Berarti kamu deket dong sama Jungkook, Yugyeom dan Jihyo?"

"Tekecuali Jungkook."

"Kenapa?"

"Permisi kak. Pesanannya," ucap sang pelayan.

"Iya, terima kasih."

"Jadi lo udah pesen makanan."

Hana tersenyum. "Ayo dimakan," ujarnya pada Eunha.

"Mentah?" tanya Eunha bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mentah?" tanya Eunha bingung.

"Iya. Kamu belum pernah makan?" Eunha menggeleng lemah sembari melihat makanan tersebut.

"Pas banget. Kamu harus coba, ini rasanya enak banget pokoknya," Hana menyumpit sedikit daging kepiting itu dan menyodorkan ke Eunha dengan mulut terbuka. Menisyaratkan pada Eunha agar menerima suapan darinya.

Dengan terpaksa Eunha membuka mulutnya. Eunha menahan nafas saat mengunyah, agar rasa amis tidak membuanya jijik ataupun mual.

Eunha dibuat heran dengan makanan itu. Bukankah kepiting itu mentah? Tapi kenapa tidak ada rasa amis sedikitpun? Melainkan hanya ada rasa enak di indra perasanya.

"Gimana? Enak kan?

"Ini serius mentah kan? Kok enak ya?"

"Kan aku udah bilang, ini tuh enak banget. Kalo gitu ayo diabisin."

Mereka menikmati makananya dengan sedikit obrolan. Hitung-hitung agar mereka jadi lebih akrab.
Tidak lama setelah selesai makan, entah kenapa Eunha merasa kalau tenggorokannya seperti kering dan nafasnya pun sedikit sesak.
Eunha bangun dari duduknya, sehingga membuat Hana menatapnya bingung.

"Hu... gu-gue permisi ke kamar mandi," ujar Eunha. Hana terus menatap Eunha sampai gadis itu menghilang dibalik tembok ujung sana.

Sampai di kamar mandi, Eunha langsung membasuh wajahnya. Berkali kali ia mencoba untuk mengatur nafasnya agar tetap normal. Namun, itu tetap tidak bisa mengubahnya. Terlihat dadanya yang mulai naik turun. Tanganya memukul-mukul pelan dadanya, berharap rasa sesak itu kian menghilang. Dan kini, air matanya pun sudah mengalir begitu saja. Tiba-tiba tubuhnya ambruk dengan seketika.

SEARCH [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang