[1] new student

973 101 4
                                    

"Eunwoo! Eunwoo!" Panggil Eunha sambil menuruni anak tangga apartemennya.

"Eun__"

"Apa?" Tanya pria berkulit putih pucat yang kini sudah ada di belakangnya.

"Ih jangan buat gue kaget bisa Nggak sih?!"

"Hm. Kenapa?"

Eunha memutar tubuhnya sambil mengibaskan rambutnya.
"Gimana-gimana? Bagus nggak rambut baru gue? Udah cantik belum?" Tanya Eunha antusias dengan menaik turunkan alisnya.

"Jelek!"
Eunwoo langsung berjalan melewati Eunha lalu duduk di sofa depan tv.

Eunha yang tidak terima atas jawaban Eunwoo pun menghampiri pria itu.
"Bisa nggak sih lo buat gue seneng gitu? Tinggal bilang 'iya bagus kok cocok banget sama lo jadi tambah cakep' emang susah ya?!"

"Itu sih lonya aja yang kepedean! Jelek mah ya jelek aja!"

"Sekali lagi lo bilang gue jelek gue jambak rambut lo!"

"Emang bisa? Nih nih nih kalau bisa!" Ucap Eunwoo mendekatkan kepalanya pada Eunha.

Eunha yang sadar kalau itu hanya akan membuatnya lelah sendiri pun hanya bisa cemberut.
"Ih... udah sih jujur aja bisa nggak sih?!"

"Iya iya. Lo bagus kok pake rambut pendek," puji Eunwoo yang membuat Eunha senyum senyum sendiri.

"Tapi___" ucap Eunwoo sengaja gantung dengan mengganti posisi tiduran menjadi duduk.

"Tapi apa?"

"Lo jadi keliatan tambah pendek kayak dora hahaha!"

"IYA! TERUS LO YANG MONYETNYA! TAI LO! PERGI LO DARI SINI!"
Eunha yang sudah kesal langsung saja melempar Eunwoo dengan bantal sofa namun melesat.

Eunha mengambil pose didepan cermin yang ada di samping tv, dan sesekali menyisir rambut nya dengan jarinya.

"Em... bagus kok. Anak setan! Bilang aja kalau dia tuh nggak suka liat gue seneng," monolognya dengan senyum merekah.
Diliriknya jam ditangannya, lalu dengan segera ia mengambil ransel dilantai dah melesat keluar.

Eunha sebenarnya tinggal di salah satu apartemen yang letaknya tidak jauh dari taman kota. Eunha hidup seorang diri tanpa adanya keluarga ataupun saudara. Sebenarnya, dia sendiri pun tidak tau asal usulnya. Yang dia tahu hanyalah kejadian 3 tahun yang lalu, yang dimana dirinya terbangun diruangan serba putih. Saat itu dokter mengatakan kalau dirinya mengalami kecelakan dan sempat kritis selama 1 bulan. Ada benturan yang cukup keras di area kepalanya, sehingga membuat dirinya tidak dapat mengengingat apapun. Bahkan kejadian naas itupun sama sekali tidak diingatnya.

Eunha merasa beruntung karna ada seseorang yang memberikan tempat tinggal untuk dirinya. Dan jangan lupakan, setiap bulan dirinya kedapatan saldo direkeningnya yang selalu bertambah dengan nominal yang cukup besar.
Eunha senang karna masih ada yang perduli padanya. Namun itu semua tidak mampuh menutupi rasa sedih serta rindu dengan keluarga aslinya yang entah dimana keberadaannya. Untungnya ia masih memiliki teman yang bisa diaanggap sebagai keluarga keduanya.
Eunwoo, pria itu juga berperan penting menurtnya. Mungkin tanpa ada dirinya, Eunha akan selalu merasakan bosan jika teman temanya tidak ada.


 Mungkin tanpa ada dirinya, Eunha akan selalu merasakan bosan jika teman temanya tidak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEARCH [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang