Wanita paruh baya itu sedikit berlari dari dalam rumahnya untuk mengejar putranya yang baru saja keluar dari dalam kamar.
"Yugyeom kamu mau kemana? Yugyeom."
Tanpa menghiraukan ucapan mamanya, Yugyeom terus berjalan dan langsung menyalakan mesin motornya.
"Yugyeom ini udah malem nak, kamu mau kemana? Yugyeom! Yugyeom!"
Dengan pikiran yang kalut, Yugyeom mengendarai sepeda motornya di malam hari seperti orang kesetanan tanpa memperdulikan jalanan yang ramai pengendaranya.
Sekitar satu jam yang lalu, mama nya menceritakan semua kebenaran yang selama tiga tahun ini Yugyeom cari tahu. Tentang alasan mama nya membenci Yugyeom, serta alasan hancurnya keluarga orang lain.
Satu fakta yang mengejutkan dan juga sulit Yugyeom terima adalah, keluarga Eunha lah yang menjadi sasaran kejahatan mama nya sendiri.
Sungguh Yugyeom memang sudah menduganya kalau penyebab kecelakan yang mengakibatkan meninggalnya seorang kepala keluarga itu memanglah ulah mama nya. Tapi Yugyeom tidak habis pikir kalau keluarga itu adalah keluarganya Eunha.Yugyeom tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Eunha kalau tahu Yugyeom adalah anak pembunuh papanya. Jujur, Yugyeom belum siap jika harus dibenci oleh gadis itu. Tapi apa iya Eunha akan sangat mudah memaafkan mamanya? Bahkan sepertinya Eunha dan keluarganya tidak akan pernah mau memaafkan walau dirinya bersujud. Karna Yugyeom tahu bagaimana rasanya kehilangan sosok pemimpin di dalam keluarga.
Yugyeom masih terus melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
Dibalik helem itu, air matanya sudah mengalir deras. Tepatnya setelah Yugyeom baru keluar gerbang rumah. Sungguh rasanya begitu sesak setelah mengetahui semuanya.
Yugyeom tidak tahu lagi harus kemana untuk mengalihkan pikiran, setidaknya ia butuh tempat yang membuatnya sedikit tenang
Sepertinya tidak ada tempat lain selain jembatan sungai han. Memang hanya tempat itu menurut Yugyeom yang cocok untuk menenangkan pikiran.____
Suara alaram membangunkan Eunha dari tidurnya. Jika kemarin tubuhnya terasa sakit, kini sudah jauh lebih baik. Eunha langsung bergegas menyiapkan diri untuk ke sekolah.
Sampai disekolah Eunha dibuat bingung dengan suasana kelas yang begitu sunyi tidak seperti biasanya.
Lisa yang biasanya selalu bersemangat menyambut kedatangan Eunha, kini cewek itu hanya duduk diam dibangkunya sambil menatap keluar jendela.
Dokyeom, cowok itu biasanya selalu bertingkah konyol dengan pasangannya Yuju. Kini seolah tidak ada semangat hidup karna ditinggal Yuju ke Busan selama tiga hari. Padahal belum juga genap 24 jam Yuju berada di Busan, tapi Dokyeom sudah menggalau setengah mati.Soal Hana, gadis itu memilih pindah tempat duduk yang sedikit jauh dari deretan meja Eunha dan teman-temannya.
Untuk anak-anak yang lain? Mungkin hari ini adalah hari datangnya keajaiban dikelas mereka. Sungguh suatu hal yang langkah mereka semua hanya diam fokus pada ponselnya masing-masing dan ada juga yang melanjutkan tidurnya.
"Udah mendingan na?" Tanya Mina.
"Udah kok. Ini kelas kenapa? Tumben-tumbennya gak ada suara."
"Abis kena siraman rohani kayaknya, makanya pada diem semua hahaha." Balas Jiho.
"Nah bener tuh. Tapi... Noh! Si Lisa mah keliatannya sedih kayak abis ditolak cowok gitu hahaha. " Celetuk Jihyo.
Lisa yang mendengar itu pun mencoba menyangkal. "Ih apaan sih! Siapa juga yang sedih? Gak tuh! Orang gue biasa-biasa aja juga, sok tau ih!"
"Iya Lis iya hahaha." balas Jihyo masih dengan nada mengejek.
"Hey bujang bujang! Tumben banget lo pada gak berisik?" Tanya Rose heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEARCH [ END ]
Ficção Adolescente[ Tahap revisi ] Tentang Eunha yang dengan sulitnya mencari keberadaan keluarga aslinya. Selama 3 tahun dia hidup sendiri dengan ditanggung oleh orang yang dia sendiri pun tidak tahu. Jungkook, dia murid baru yang memiliki kepribadian yang tenang...