Mengabaikan teriakan yang lainnya aku berjalan ketepi jurang yang membuatku tertarik adalah sebuah bunga lily putih yang tumbuh sendian disana dan aku ingin mengambilnya namun sebelum aku mencapai bunga itu seseorang menarik lenganku.
"Kay.. kamu mau ngapain?" Tanya Anggi dengan wajah panik.
Sementara aku hanya diam memandang wajah Anggi.
"Kenapa? Aku hanya ingin mengambil bunga itu.." ucapku pada Anggi.
"Bunga?" Tanya Syila yang berdiri di sampingku.
"Iya.. bunga lily putih di sana.." ucapku menunjuk bunga mawar putih yang tumbuh di pinggir jurang . Mendengar jawabanku mereka yang lainnya terdiam dan saling memandang satu sama lain.
"Em.. kita balik ke kos aja ya Kay.." ucap Nisa.
"Bunganya?" Tanyaku kembali.
"Biar aku yang ambilkan nanti.." ucap Nico padaku.
Aku mengangguk dan membiarkan Anggi dan Nisa menuntunku berjalan sementara Nico kulihat sedang menelfon seseorang yang menurut tebakanku itu adalah ibu.
Sembari menunggu Nico selesai Nisa dan Syila selalu mengajakku mengobrol dan tidak membiarkanku diam dan larut dengan pikiranku. Sedangkan Angga dan Anggi mereka pamit ke rumah mereka untuk mengambil beberapa barang .
"Sudah selesai?" Tanya Syila pada Nico yang mendekat.
"Udah.. sekarang ke kos?" Tanya Nico.
"Tunggu si kembar sebentar.." jawab Nisa.
Tak lama kemudian yang ditunggupun datang, si kembar datang dengan membawa jaket tebal dan tas ransel hitam yang sempat ku tinggalkan di rumah tadi.
"Okey.. berangkat sekarang?" Tanya Angga.
"Ya.. sekarang aja.. takut kedinginan.." ucap Nico memberikan jaketnya padaku.
"Ayo naik Kay.." ucap Nico kembali sambil memakaikan helmnya kepadaku.
"Kalian nyusul besok?" Tanya Anggi pada Nisa dan Syila.
"Iya.. kita besok pagi langsung berangkat.." jawab Nisa dibarengi dengan anggukan Syila.
"Maaf ya.. kalian jadi repot.." gumamku pelan.
"Tidak Kay.. tidak ada yang repot kok.." ucap Nico.
"Benar.. gak ada yang repot kok.." tambah Syila dan Nisa.
"Yuk.. berangkat sekarang.." ucap Nico pada Angga dan dibalas anggukan oleh Angga.
"Hati-hati ya.." ucap Nisa pada kami.
"Iya.. kalian besok juga hati-hati.." jawab Anggi. Sementara aku hanya diam mendengar percakapan mereka karena tidak berniat untuk terlibat dan lagi pikiranku benar-benar lelah dan kosong.
Motor yang di kemudikan Nico dan Angga mulai melaju meninggalkan posisi Syila dan Nisa mulai melaju membelah dinginnya jalan yang basah terkena hujan dan angin dingin yang mulai datang.
"Mau mampir beli makanan dulu Kay?" Tanya Nico.
"Gak usah.." jawabku pelan. Sedangkan Nico hanya menanggapi dengan diam dan memutuskan untuk mempercepat laju motornya menuju kos.
Pukul 19.00 WIB
Kami sampai di kos. Anggi segera membuka kunci gerbang dan motor pun segera masuk ke dalam bagasi kosan. Aku hanya menunggu Anggi dan yang lainnya selesai sambil menatap langit senja yang sangat indah."Ngapain Kay?" Tanya Nico yang menghampiriku sambil membawa tas ranselku.
"Gak ada.." jawabku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...