13

56 22 40
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku langsung memutuskan untuk segera mengemasi barang-barangku dan berlalu keluar dari kelas tanpa mempedulikan panggilan dari Nisa dan Syila. Aku segera mempercepat langkahku dan saat akan mencapai gerbang sekolah aku melihat Angga dan Anggi yang sedang menunggu angkot. Karena tak ada pilihan lain aku segera menghampiri mereka dan berdiri disamping mereka mungkin karena terlalu asyik bercerita mereka tidak menyadari kedatanganku dan aku mensyukuri hal itu karena aku mempunyai waktu untuk menenangkan perasaanku yang berkecamuk. Hingga...

"Kay....tunggu....jangan pergi dulu.." teriak seseorang dibekang kami.

"Hah...." Aku hanya bisa menghela nafas dan berusaha untuk pergi menjauh.

"Eh Kay..kamu udah disini dari tadi?? Kok cuma diam?" Tanya Angga.

"Kay...kamu gapapa kan?? Ada apa?? Itu bukannya Nisa dan Syila ya?" Tanya Anggi sambil melihat Nisa dan Syila yang semakin mendekati kami.

"Gak ada apa-apa kok..udah aku duluan ya.." jawabku sambil menaiki angkot yang baru datang. Dan tepat saat angkot yang kunaiki berangkat Nisa dan Syila baru sampai disamping Angga dan Anggi.

"Aduh...hah..si Kay...udah....pergi...hah.. capeknya...." Keluh Syila.

"Kamu..sih..Syil....pakai...manggill...segala...hah..tadi...kan..si Kay..jadi...dengar...aduh.. capek.." balas Nisa.

"Kalian teman sekelasnya Kay kan?? Dia kenapa?? Terjadi sesuatu kah??" Tanya Anggi pada mereka.

"Eh..kalian?? Si kembar Angga Anggi kan?? Iya kami teman sekelas Kay..hmm..iya tadi terjadi sesuatu." Jawab Syila.

"Hah..apa??kenapa??dan Bagaimana??" Tanya Angga

" Tadi...sebenarnya kami juga baru datang ke kelas sih saat Kay keluar dari kelas dengan wajah yang sulit untuk diartikan." Jelas Syila.

" Dan saat kami masuk kelas kami menemukan teman kami Nico,, sepertinya sempat terjadi sesuatu antara mereka kemudian Nico menyampaikan kata-kata kurang enak tentang perubahan Kay dan itu memancing keluarnya kata-kata yang lain. Dan Kay mendengar semua itu." Tambahan dari Nisa. Dan hal itu membuat Angga dan Anggi terkejut.

"Ya ampun..itu parah banget...itu adalah hal yang paling sensitif untuk Kay... Masalah ini sepertinya akan sulit." Jelas Angga.

"Yah...itu benar...kita hanya bisa menunggu suasana hati Kay membaik... Setidaknya untuk sekarang kita biarkan dia sendiri dulu." Jelas Anggi. Dan disertai dengan anggukan dari mereka semua. Dan mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing setelah mendiskusikan beberapa hal.

***

Setelah turun dari angkot aku tidak langsung melangkahkan kakiku kerumah tetapi kesebuah tempat yang selalu kujadikan seperti rumah, tempat yang terdapat orang yang kurindui disana. Sebuah tanah pemakaman,, makam ayahku. Dan saat sampai disana aku langsung jongkok di makam ayah dan mulai berdoa. Dan aku mulai melepaskan keluh kesahku.

"Assalamualaikum ayah.. ini Kay datang hari ini...gak papa kan Kay sering kesini?? Kay.... hanya...rindu..ayah.." ucapku pelan. Dan hening kembali kubiarkan angin berhembus melewati jilbab yang kukenakan. Merasakan angin menerpaku.

"Ayah...kenapa rasanya sakit?? Kenapa rasanya sesak??Kay rasanya gak sanggup.. Kay ingin bebas dari semua ini...rasanya gak ada yang bisa ngertiin Kay selain ayah.. Kay rindu ayah..." Ucapku dengan air mata yang mulai mengalir.

"Kay..gak tau harus nyampain ini kesiapa ayah...hiks..Kay gak ingin menambah beban ibu.. sakit ayah... Mereka semua gak mengerti ayah..hiks..bahkan orang yang Kay anggap teman baik bisa mengatakan hal yang menyakitkan tentang Kay ayah..." pecah sudah tangisku.

Despair Or Rise [Completed] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang