25

15 7 3
                                    

Setelah mengantar Kay pulang aku segera berlalu kerumah dan saat memasuki rumah aku berpapasan dengan Anggi di halaman rumah dan langsung saja dihujani pertanyaan olehnya dengan gaya ibu-ibu yang kepo.

"Udah pulang Ga? mana rotiku??" Tanya Anggi yang sedang menyiram tanaman padaku.

"Hah.. roti apaan  sih Gi?" Tanyaku

"Kan aku nitip roti sama kamu tadi Ga.. jangan bilang kamu lupa??"

"Hehe.. maaf.."

"Hish.. Angga ini.."

"Ya maaf Anggi.. kamu ngomongnya juga kurang jelas tadi kan."

"Hoooo... Kurang jelas ya.. oke.. ANGGAAA JANGAN   LUPA ROTIKU YAAAAAA......"

"Aaahhhh... Anggiiiii...." Teriakku sambil memegang telingaku yang berdengung.

"Apa?? Udah jelas kan.." jawab Anggi yang sudah berdiri disampingku.

"Tapi gak perlu teriak juga kan.."

"Kan tadi kamu bilang kurang jelas kan.. makanya aku teriak di telinga kamu biar kotoran telinga kamu itu hilang."

"Bukan hilang malah tambah kedalam Anggiiii.... Telingaku jadi berdengung nih.."

"Oh.. mau tambah lagi nih.."

"Nggak.."

"Ih.. Anak cowok ngambek."

"Mana adaaa...  Anggi kamu memang cari marah aku ya??"

"Mana?? mana?? sini.. bawak sini ak-

Byurrr

Ku semburkan air sisa menyiram tanaman Anggi tadi ke wajahnya dan hal itu membuat Anggi terdiam dan aku tidak menyadari telah memanggil hal buruk.

"AAANNGGGAAA JAAAYYYAAA... KAMU BARUSAN NGAPAIN HAAAA..." marah Anggi dengan suara yang mengerikan dan wajah yang...

"Oh... Supaya kamu itu sad-

Waaaaaa... adaneneksihirsore-sore.." ucapku yang terkejut melihat wajah Anggi.

"Apa tadi Ga?? kamu bilang aku apa??"

"Itu.. aku.."

"Angga.. Anggi.. ayo makan dulu.." teriak ibu dari dalam.

"Hah.. baik bu.." ucapku yang langsung lari kerumah meninggalkan Anggi di halaman.

"Ish.. awas kamu Angga."

***

Tak terasa hari ini adalah hari pertama ujian semester 2. Aku keluar dari rumah dengan Anggi dengan wajah yang sedikit kusut karena aku yang belum menyelesaikan hafalan untuk ujian.. maklumlah SKS (Sistem Kebut semalam) jadi aku menghapal dari malam sampai jam 2 pagi itupun dengan persentase 40% belajar dan sisanya bermain.

Setelah sampai di tempat biasa kami menunggu angkot, aku mulai bosan karena angkot yang ditunggu belum datang, Anggi yang sibuk dengan materi ujian. Tak berapa lama mataku menangkap kelibat Kay yang berjalan kearah kami dengan buku ditangannya. Satu ide muncul di pikiranku.

"Hehe... Korban baru muncul.." gumamku yang mulai tak sabar menunggu Kay dekat ke arah kami.

"Ngomong apa kamu Ga??" Tanya Anggi yang sadar akan gumamanku tadi.

"Gak ada kok.. udah kamu lanjut aja belajarnya.."

"Kamu gima-

Despair Or Rise [Completed] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang