"Chika.. terkesan.. menghindari kita?"
"Ha.. mana mungkin kan?" Tanyaku heran pada kesimpulan Anggi.
"Ntah lah Kay.. belakangan ini aku melihat Chika kayak gimana gitu.."
"Gimana? Perasaan kamu aja kali.." ucapku yang mulai duduk di atas kasurku.
"Waktu aku ngelihat Chika dari jauh.. kemarin itu.. dia kaget lihat aku.." ucap Anggi kembali.
"Lalu?"
"Dia menghindar Kay.. dan juga belakangan ini dia gak pernah lagi ke kelas kita.. saat kita hubungi ajak kumpul dia juga nolak dengan berbagai alasan." Jawab Anggi kembali.
"Mungkin waktu itu.. dia kebelet??" Jawabku berusaha berpikir positif.
"Oh aku juga ingat.. pernah waktu itu sekali.. aku berpapasan dengannya.. dan dia kayak takut gitu.. nanyain kamu waktu itu."
"Nanya gimana?"
"Waktu aku balik dari kantin dan dia baru mau ke kantin.. aku sendiri sih waktu itu.. Dia lihat aku... Kaget lagi si Chika itu.. lalu.." ucap Anggi menggantung.
"Lalu?"
"Bentar Kay.. mau minum dulu.. haha.." ucap Anggi berdiri dan mengambil air minum.
Tak lama kemudian Anggi kembali dengan sebungkus cemilan di tangannya.
"Udah?" Tanyaku.
"Ya.. kamu mau Kay??" Jawab Anggi sambil menawarkan cemilannya.
"Boleh deh.." jawabku sambil mengambil beberapa keping makanan.
"Oke.. aku lanjut ya.. habis itu si Chika noleh ke sana kemari kayak nyari sesuatu gitu.. aku tanya dia cari siapa.. dia gak jawab langsung.. tapi habis itu dia nanyain kamu.." ucap Anggi kembali.
"Lalu kamu jawab apa?"
"Ya.. aku jawab kamu lagi di kelas.. tapi yang buatku heran adalah ekpresinya mencurigakan gitu Kay.." ucap Anggi kembali.
"Ha.. gimana?"
"Kelihatan lega gitu.. seolah-olah dia takut ketemu sama kamu.." ucap Anggi membuatku benar-benar terdiam.
"Dan aku baru ingat.. kalau dia kayak gitu sejak 1 bulan yang lalu.. saat kita janjian pulang kampung bareng kan.." ucap Anggi kembali.
"Tapi kan waktu itu dia biasa aja.." ucapku kembali.
"Iya..saat perginya iya.. namun saat kita kembali sekolah lagi.. bukankah saat itu dia mulai jarang sama kita? Terutama sama kamu Kay.." ucap Anggi.
Aku kembali diam. Memikirkan kembali ucapan Anggi. Kalau dipikirkan memang benar. Semenjak saat itu aku dan Chika sangat jarang bertemu.
"Hmm.. ntah lah Gi.. aku.. gak mau mikir aneh-aneh.." jawabku kembali.
"Ya Kay.. tapi itu hanya tebakanku saja.. gak usah dipikirkan.." ucap Anggi kembali sambil minum air.
"Gimana gak kepikiran kalau kamu ngasih taunya penuh teori gitu.." ucapku pada Anggi.
"Hehe.. ya maaf Kay.. aku hanya menyampaiakan apa yang aku lihat.. aku rasakan.. dan aku pikirkan.." ucap Anggi kembali.
"Ya.. ya.. aku tau.." jawabku kembali.
"Tapi kan Kay?"
"Ya?"
"Nisa sama Syila gak makan ya? Bukannya katanya mereka mau ngambil lauk sama sayurnya ya?" Tanya Anggi.
"Eh iya ya.. atau mereka lupa mungkin.." ucapku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...