"Eh itu.." mataku menangkap kelibat seseorang bersama orang lain.
"Kenapa?" Hanya itu kata yang bisa keluar dari mulutku. Hingga akhirnya Angga menghampiriku yang diam mematung.
"Kay... Haloo.. Kay... Kamu kenapa?" Tanya Angga panik.
"Kenapa ada disini??" Gumamku tak jelas yang masih di dengar oleh Angga.
"Hah.. siapa Kay??" Tanya Angga yang masih khawatir.
"Tidak.. tidak.. apa-apa.." ucapku yang berusaha mengalihkan pandangan mataku ke arah lain. Mencegah mataku menatap orang-orang yang ada di depanku.
"Siapa sih Kay??" Tanya Angga dan akhirnya Angga pun melihat orang yang kumaksud.
"Bukankah itu tantemu.. dan om itu.. yang waktu itu kan?" Tanya Angga. Sedangkan aku hanya diam tidak tau harus bereaksi seperti apa.
"Cih.. Kay.. sudahlah ayo kita pulang." Ucap Angga menarik tanganku pulang.
"Eh.. lalu telur gulungnya."
"Sudah Kay.. sudah aku beli kok.. nah untuk Caca." Ucap Angga sambil memberikan sekantong telur gulung.
"Makasih ya Angga." Ucapku sambil tersenyum.
"Sama-sama Kay.. hmm.. Kay aku boleh nanya sesuatu?" Ucap Angga yang masih menarik tanganku.
"Silahkan." Ucapku.
"Aku.. tadi itu.. tante Naywa bukan?? Dan om itu.. bukankah yang waktu itu di acara itu?" Tanya Angga memastikan.
"Ya.." jawabku pada Angga.
"Apa mereka ada hubungan Kay?" Tanya Angga kembali.
"Ntah lah Angga.. aku hanya tidak ingin bertemu mereka berdua." Ucapku berusaha tegas meskipun lebih terdengar bergetar.
"Iya Kay.. kita gak akan ketemu mereka lagi."
Dan aku hanya mengangguk mendengar perkataan Angga. Namun aku salah.. justru aku kembali bertemu dengan mereka..
"Aku antar pulang ya Kay.." tawaran Angga. Dan aku hanya mengangguk namun saat sampai di depan rumah justru aku sangat terkejut karena..
"Kay.. bukankah itu.. mereka?" Tanya Angga yang melihat orang yang berada di depan rumahku. Lebih tepatnya mereka berdua yang berusaha mu hindari sedang berbicara dengan ibu.
"Ah.. Kay.. kamu sudah pulang.." ucap ibu saat melihat aku dan Angga yang baru sampai.
"Ah.. Ada Kay.." ucap om Indra.
"Pulang juga nih anak.. dari mana kamu? Habis keluyuran ya?" Tanya tante Naywa sarakastik.
Melihat itu Angga yang kelihatan ingin menjawab namun kutahan dengan menarik ujung bajunya membuatnya menatap bingung sekaligus sedikit kesal karena aku menghentikan aksinya.
"Kenapa tante ingin tau?" Tanyaku dingin pada tante Naywa.
"Hoo.. ngelunjak lagi ya ni anak.. heh.. kamu.. mau juga ya kamu berteman dengan anak gak tau diuntung ini.." ucap tante Naywa pada Angga sambil menunjuk-nunjukku dengan jarinya.
"Nay.. sudah tenanglah.." ucap om Indra menenangkan. Bukannya tenang tante Naywa malah makin heboh.
"Iya.. maaf kalau kita saya kasar.. tapi kenapa ya tante ngomong kayak gitu.. jangan atur kehidupannya orang lain tante.."ucap Angga yang semakin kesal.
"Angga.. tenanglah.. Nay jangan kayak gini.." ucap ibu menenangkan suasana yang mulai panas.
"Angga.. kamu pulang aja dulu.." ucapku pelan di belakang Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...