Aku terus berjalan dengan cepat meninggalkan taman. Menuju sebuah tempat yang akan menjawab pertanyaanku.
Setelah sampai di sebuah simpang jalan saat aku ingin melanjutkan perjalanan seseorang menghadang langkahku."Kay.. kamu mau kemana?" Tanya orang itu yang membuatku sangat terkejut.
"Hah.. kamu ngapain ada di sini?" Tanyaku yang terkejut.
"Harusnya aku yang tanya itu.. kamu ngapain di daerah ini Kay?"
"Aku... Akuu.. hanya ingin memastikan sesuatu."
"Apa?"
"Bukan urusanmu Nico."
"Jangan nekat Kay." Ucap Nico kembali.
"Memangnya kamu tau aku mau melakukan apa ha?" Tanyaku pada Nico.
"Dengan adanya kamu di sekitar sini sepertinya aku sudah bisa menebaknya." Jawabnya.
Aku hanya menatap Nico dengan tatapan datar dan diam. Mencoba memperhitungkan langkahku selanjutnya.
"Sudahlah.. kamu ngapain disini?" Tanyaku pada Nico.
"Aku tadi melihatmu Kay.. makanya aku ikuti kamu." Ucap Nico padaku.
"Oh gitu.." jawabku singkat.
"Mau kubantu Kay?" Ucap Nico setelah kami diam cukup lama.
"Bantu apa?" Ucapku bingung pada Nico.
"Menemukan semua yang kamu butuhkan.." ucap Nico santai.
"Alasan kamu ingin membantuku apa?" Ucapku yang heran dengan sikap Nico.
"Hanya ingin membalas kesalahanku." Ucap Nico pelan. Dan itu membuatku terdiam.
"..." Aku hanya diam tidak tau menanggapi jawaban Nico.
"Kamu mau kan Kay?" Tanya Nico kembali.
"Hmm... Boleh.. tapi apakah aku bisa percaya lagi ke kamu?"
"Tentu saja Kay.. aku bahkan bisa membantumu menemukan kebenarannya." Jawab Nico santai sambil memandang jalanan di depan kami.
"Kebenaran? Kebenaran apa?" Tanyaku kembali.
"Kebenaran kematian ayahmu." Jawab Nico sambil menatapku.
"Tunggu.. kamu.. tau.. dari mana?" Ucapku terkejut dengan ucapan Nico.
"Yaa.. aku mendengarnya dari seserorang waktu itu."
"Siapa?"
"Kamu tidak akan siap menerimanya Kay." Ucap Nico kembali.
"Tapi-
"Sudahlah.. pulang yuk Kay.. nanti ibu kamu nyari. Lagian ini sudah jauh juga dari rumahmu." Ucap Nico sambil menarik ujung lengan bajuku.
"Iya.." ucapku pelan mengikuti Nico.
Kami terus berjalan sampai akhirnya sampai di sekitar perumahan aku. Dan secara tak sengaja kami berpapasan dengan Angga dan Anggi.
"Oh.. halo Kay.." sapa Anggi ramah meskipun tidak dengan Angga.
"Halo Anggi." Ucapku pelan melirik ke arah Angga dan Angga hanya berpaling dan beralih menatap Nico.
"Yo bro... Mau kemana nih?" Tanya Nico yang sudah melepaskan pegangannya pada lengan bajuku.
"Yo.. nemenin si Anggi nih.. biasa.." jawab Angga santai sedangkan aku hanya terkejut ternyata mereka sudah kenal sedekat ini.
"Haha.. kasihan." tawa Nico.
"Kamu dari mana Co?" Tanya Angga kembali.
"Hmm... Aku lagi jalan-jalan aja.. ketemu Kay sekalian pengen mampir aja.."jawab Nico santai sambil melirik ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...