38

12 5 6
                                    

"Mikirin kamu.." jawab Angga spontan.

"Eh.." aku yang terkejut dengan jawaban spontan Angga menampilkan wajah bingung sedangkan Angga sudah merah wajahnya.

"Mak.. maksudnya.. mikirin gimana.. caranya kamu bisa.. maksudnya ngebayangin wajah.. eh ngebayangin caranya.." ucap Angga dengan kata-kata yang amburadul.

"Pfftt... Haha.. Angga wajah kamu bisa kayak gitu juga ya.." tawaku lepas saat melihat ekspresi wajah Angga.

"Eh.. hehe.." dan Angga kembali duduk disampingku.

Suasana kembali hening dan aku kembali sibuk dengan pikiranku sendiri. Ntah kenapa dari tadi aku merasa tidak nyaman. Ada sesuatu yang mengganjal tapi aku tidak tau itu apa, dan sesekali kutatap Angga yang duduk tenang di sampingku. Kemudian mataku beralih ke permukaan danau kembali.

"O iya Kay.." sapa Angga kembali memecah hening.

"Ya?"

"Kamu ada orang yang kamu suka?" tanya Angga kembali.

"Ehhh... ke.. kenapa nanya?" tanyaku gagap ntah karena apa.

"Ya.. aku nanya aja.." jawab Angga.

"Kenapa nanya? tentu ada alasan kan.." tanyaku kembali.

"Ya.. aku pengen tau aja Kay." jawab Angga kembali.

"Oh.. hmm.. aku.. gak tau.. hehe.." jawabku seadanya dan bisa kulihat raut wajah Angg sedikit berubah.

"He.. kenapa gak tau?" tanya Angga kembali.

"Ya.. aku gak tau.."

"Banyak alasan deh.."

"Kalau kamu gimana?" tanyaku pada Angga.

"Ada kok.." jawabnya santai.

"Siapa?" tanyaku penasaran.

"Kalau aku jawab orangnya adalah kamu." jawab Angga dengan wajah seriusnya dan membuatku blank seketika.

"Ehhhhhhhhhhh...." Akhirnya otaku merespon.

"Hahaha.. becanda kok Kay.." tawa Angga santai.

"Yang kayak gitu jangan becanda Angga.." balasku sambil memukul lengan Angga pelan.

"Hehe.. ya buat ilangin suasana tegang aja.." jawab Angga.

"Memangnya kamu tegang ya Angga?" tanyaku kembali.

"Lumayan." jawabnya.

"Karena apa?" tanyaku.

"Karena... sesuatu yang tidak pasti." jawab Angga sambil merebahkan dirinya diatas rerumputan disekitar danau. Dan aku hanya merespon dengan menatap Angga yang sibuk menatap kearah langit.

"Hidup memang penuh misteri ya.." gumam Angga kembali.

"Ya.. sangat misteri.. bahkan kita tidak tau apa yang bakal terjadi satu detik kedepan bukan?" responku pada Angga.

"Ya benar Kay.. kamu benar.." jawab Angga kembali.

"Oh iya mau balik ke vila sekarang Angga? udah terlalu panas bukan?" tanyaku melirik pada Angga yang masih sibuk menatap langit.

"Angga?"

"Eh ya?"

"Mau balik ke vila sekarang?" tanyaku memastikan kembali.

"Oh boleh.. ayuk." ucap Angga langsung berdiri dan mulai berjalan di depanku dan aku segera mengikuti Angga di belakangku.

Perjalanan kami ke vila hanya diisi dengan hening karena baik aku maupun Angga tidak ada satupun yang membuka obrolan dan hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Dan sesampainya di depan vila kami disambut dengan Syila yang sudah rusuh mencari kami.

Despair Or Rise [Completed] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang