Pukul 15.00 WIB
Sekarang saatnya pulang sekolah aku dan yang lainnya keluar dari kelas menuju kos. Syila dan Nisa yang sibuk dengan Hp nya, Angga dan Nico yang sibuk dengan obrolan mereka tentang sepak bola. Dan aku yang sibuk dengan pikiranku. Sementara Anggi..
"Hah.. aku lapar.." ucap Anggi dengan wajah kusut.
"Bukannya kamu udah makan tadi ya?" Tanya Angga yang di samping Anggi.
"Ya.. cuman bakso goreng.. tapi gak kenyang.." jawab Anggi.
"Bukannya kamu beli Rp. 5000 ya Gi? Itu banyak lho.." ucapku pada Anggi.
"Besar perut emang nih si Anggi.." jawab Nico.
"Kalau gak kenyang ya gimana? Kan gak bisa di paksa juga.." jawab Anggi.
"Bisa.. tahan aja.. nanti juga kenyang sendiri.." jawab Nico.
"Malah gak jadi mampir ke tempat buk Sate tadi lagi.. kan aku gak jadi makan.." jawab Anggi.
"Kalau kita mampir ke pasar gimana?" Tawar Syila.
"Wah.. boleh tuh.." jawab Anggi.
"Eh tapi kan udah mau sore nih.. emang mau beli apa?" Tanyaku pada Syila.
"Iya benar.. ke pasar juga naik angkot sekitar 20 menit kan?" Tanya Nico.
"Aku mau lihat-lihat aja sih.." jawab Syila.
"Stok makanan juga masih lengkap kok.." tambah Nisa.
"Lalu ngapain ke pasar? Langsung pulang aja deh.." usul Nico.
"Bilang aja mau rebahan.." tambah Angga.
"That's right my bro.." jawab Nico.
"Rebahan muluk.. gak bosan apa Nico?" Tanya Anggi.
"Rebahan it's my life.." jawab Nico kembali.
"Jadi gimana nih? Ke kos aja ya?" Tanyaku pada yang lainnya.
"Iya.. ke kos aja.." jawab Nisa.
"Tapi aku mau makanan.." rengek Anggi.
"Beli pentol aja sana.. di depan kos biasanya juga ada kan.." saran Nisa.
"Eh iya juga ya.." jawab Anggi.
"Okay.. kalau gitu ayo cepat.. pekerjaan di kos juga ada kan?" Tanyaku pada yang lainnya.
Kami pun kembali berjalan menuju kos dengan santai sambil bercerita. Menikmati matahari senja yang bersinar hangat sesekali tertawa karena ucapan Angga ataupun Nico. Tak lama kami sampai di depan kos dan Anggi langsung menghampiri penjual pentol yang telah dinantinya.
"Bang.. beli pentolnya Rp. 10.000 ya.." ucap Anggi pada pedangang pentol.
"Banyak banget.." komentar Syila di belakang Anggi.
"Porsi makan Anggi itu emang banyak.." jawab Angga.
"Oh iya.. kalian mau lauk apa makan malam?" Tanyaku pada Nico dan Angga.
Fyi kami para cewek ( Anggi,Nisa,Syila dan aku) masak lauk sendiri. Dan kebetulan di kos ini ada dapurnya. Kos ini memiliki 3 lantai. Dengan lantai pertama terdapat dua kamar yang diisi oleh anak cowok yaitu Angga dan Nico dan satu kamar lagi diisi anak sekolah sebelah. Dan garasi tempat motor dan juga gudang.
Sedangkan lantai dua terdapat 2 kamar dan satu dapur. Sedangkan kamar mandi terdapat dalam kamar masing-masing. Sementara lantai 3 hanya terdapat tempat jemuran kain. Dan khusus untuk anak cowok juga di sediakan jemuran kain di halaman kos. Dan kos ini juga memiliki pagar yang membuat kami semakin merasa aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...