57

13 5 2
                                    

Tak lama setelah kak Ilma keluar Nico masuk ke dalam kamar ku dengan membawa sekantong obat dan sekantong makanan berisi bubur.

"Kak Ilma udah pergi ya Kay?" Tanya Nico sambil meletakkan barang yang dibawanya di atas meja.

"Iya.. barusan.." jawabku pelan.

"Hmm.. gitu.. o iya Kay.. makan dulu ya.." ucap Nico yang mulai duduk di bangku kecil di samping tempat tidur dan mengeluarkan bubur dari kantongnya.

"Kamu aja dulu.." ucapku pada Nico.

"Makan Kay.." ucap Nico tegas.

"Iya-iya.. yang lain kemana?" tanyaku sambil menyuap bubur.

"Mereka ke kos dulu.. sekalian ngurus izin sekolah untuk besok.." ucap Nico sambil minum.

"Kalian juga izin?" tanyaku heran.

"Woiya dong.. masak kamu ditinggal sendiri.." jawab Nico.

"Tapi kan.."

"Gak ada tapi-tapi Kay.. lagian juga kalau kita sekolah gak bakal konsen.. aku sih udah pasti izin ya.. yang lain juga mau jagain kamu.." jawab Nico membuatku terdiam.

"Hmm.. aku memang merepotkan banget ya.." gumamku pelan menundukkan kepala.

Sebuah tepukan pelan pada kepalaku membuatku mendongak dan pelakunya adalah Nico yang sekarang tengah memasang wajah sedih.

"Jangan ngomong gitu.. kenapa sih kamu selalu berfikir begitu?"

"Ya. bukannya sudah jelas kan.. aku selalu membuat kalian repot dengan sibuk mengurusku.."

"Kalau gitu aku juga merepotkan dong.." jawab Nico kembali.

"Kenapa?"

"Kan kamu juga ngurusin aku.. Angga juga.. masakin makanan.. bantuin kita belajar.. "

"Tapi kan.."

"Jangan terlalu memikirkan sesuatu Kay.. jangan over thingking..  kamu hanya perlu tenang.. sekarang kamu fokus untuk pemulihan kamu dulu.." jawab Nico sambil minum kembali.

"Iya.. makasih Nico.." jawabku  sambil makan bubur kembali.

Aku sibuk menghabiskan bubur yang dibeli Nico sementara Nico sibuk dengan Hpnya. Ditemani angin sepoi-sepoi yang masuk ke ruang rawat inapku.

"Ibu.. sudah tau Nico?" tanyaku sambil meletakkan piring bubur tadi.

"Hmm.. masih separonya.. belum semua.." jawab Nico menatapku.

"Sampai mana?"

"Sampai.. kamu dirawat dan aku baru bilang kamu hanya kelelahan..belum dengan analisa dokter."

"Jangan bilang dulu.."

"Kenapa?"

"Aku.. hanya gak ingin ibu kesini.. aku takut.." ucapku pelan.

"Hmm.. baiklah.. tapi aku akan tetap mengabarkan kondisimu pada bibi."

"Baiklah.. oh yang bayar perawatanku ini siapa?"

"Oh itu.. kak Ilma.."

"Kak Ilma?"

"Iya.. kak Ilma.. dia yang urus semuanya.. jadi kamu fokus pada pemulihan aja.." jawab Nico sambil fokus pada Hpnya.

"Tapi... pasti mahal kan.." jawabku membuat Nico menatapku.

"Mungkin iya.. mungkin tidak.. sudahlah Kay.. jangan banyak pikiran.. kamu baru sadar juga.."

"Tunggu.. memangnya aku gak sadar berapa lama?"

"Dua puluh empat jam.. atau kubilang sehari."jawab Nico.

Despair Or Rise [Completed] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang