"Sini aku bantu." Ucap seseorang dan segera kuangkat kepalaku.
"Eh.. Angga..." Ucapku kaget melihat Angga.
"Ya Kay.. ini aku.." jawabnya.
"Bukannya tadi kamu udah pulang ya bareng Anggi?? Angginya mana??" Tanyaku sambil melihat kebelakang Angga untuk mencari Anggi.
"Kalau kamu cari Anggi dia udah pulang duluan tadi Kay.." jawab Angga.
"Sini aku bantu belanjaanmu." Ucap Angga sambil mengambil kantong belanjaanku.
"Eh tapi-
"Gak ada tapi-tapi Kay.. udah jelas kamu kesusahan tadi kan.." ucap Angga memotong pembicaraanku.
"Eh tapi... hah iya deh.." ucapku pelan.
"Kan enak aku dengarnya kalau kamu jawab iya kan.." jawab Angga sambil tertawa dan kami pun lanjut berjalan kembali sambil mengobrol.
"O iya Ga.. kenapa kamu belum pulang dan ada disini??" Tanyaku penasaran.
"Eh... tadi.. itu.. bukannya aku ada bilang ya??" Ucap Angga sambil menggaru lehernya.
"Gak ada kok.. kamu malah langsung pulang sama Anggi kulihat tadi." Jawabku.
"Eh... ka.. kamu gak lihat mungkin Kay.." jawab Angga.
"Masa si-
"O iya kamu kenapa sendirian kesini Kay?? kenapa gak minta temenin aku atau Anggi sih??" Tanya Angga memotong pembicaraanku.
"Hah... oh.. aku... hanya... ingin... sendiri saja.. " ucapku pelan saking pelannya aku ragu Angga bisa mendengarnya atau tidak.
"Hmm... Kay... kamu... mau mampir ketaman dekat rumah dulu ga??" Tanya Angga sambil menoleh ke arahku.
"Eh... kenapa Ga??" Tanyaku heran.
"Kamu bisa Ga??" Tanyanya kembali dengan wajah serius.
"Eh.. bisa sih.. tapi jangan lama-lama.." jawabku. Dan kulihat Angga segera mengangguk.
***
Sesampainya di taman aku dan Angga memilih duduk di tempat yang sedikit tersembunyi dari arah jalan setapak rumah kami.
"Jadi Kay..." Ucap Angga sambil meletakkan belanjaanku yang dipegangnya tadi.
"Ya??" Jawabku sambil menunggu Angga melanjutkan perkataannya.
"Boleh aku bertanya sesuatu??" Tanya Angga.
"Apa??" Jawabku yang mulai merasa tidak nyaman dengan suasana sekitar kami yang mendadak sunyi.
"Tapi.. kamu janji jangan marah ya..."balas Angga.
"Apa sih Ga??" Tanyaku yang semakin tidak nyaman.
"Kenapa kamu kayak gini Kay.." ucap Angga sambil menatapku dengan sedih.
"Ke.. kenapa a.. apa mak.. maksudmu??" Tanyaku dengan gagap dan saking terkejutnya.
"Kenapa kamu menutupnya Kay?? kenapa kamu memisahkan diri dari kami... Kenapa kamu tidak membaginya dengan kami Kay?? Kenapa Kay??" Tanya Angga yang kulihat dia seperti frustasi.
Dan aku sangat terkejut dengan jawaban Angga dan hanya bisa diam. Tak mampu menjawab apa yang Angga tanyakan padaku.
"Kay..." Angga kembali menoleh kearahku yang kini terdiam dengan pertanyaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...