Sesampainya di taman kulihat suasana taman masih sepi belum ada yang datang kecuali kami bertiga. Jadi aku memutuskan untuk lari keliling lapangan sambil menunggu yang lain datang. Saking fokusnya berlari aku tidak sadar kalau aku sudah lari keluar, jauh dari kawasan taman dan langsung saja aku berhenti.
"Aduh...saking fokusnya gak sadar udah keluar taman aja.." keluhku.
"Kayra??" Sapa seseorang dari belakangku. Dan langsung saja kubalikan badanku dan melihatnya.
"Oh Bagas..." Jawabku.
"Kamu kok ada disini??bukannya kita janjian di taman ya???
"Ah...aku..karena saking fokusnya lari..gak sadar udah keluar kawasan taman..aku sama si kembar udah sampai duluan tadi Bagas.." jawabku.
"Oh...gitu..kalau..gitu..kamu...mau ke taman bareng gak??" Tanyanya dengan sedikit gugup.
"Hmm..tentu..boleh..ayo Bagas.." ajakku padanya sambil berlari duluan.
"Eh...tunggu Kay.." jawab Bagas sambil mengejarku yang berlari duluan menjauh darinya.
Saat aku hampir mencapai gerbang taman aku melihat 2 orang yang sepertinya aku kenali sedang berjalan santai di depan taman itu. Yang membuatku bingung kenapa orang itu ada disini dan apa hubungannya. Dan langsung saja aku berhenti, membuat Bagas yang berlari di belakangku juga turut berhenti.
"Kamu kenapa Kay??"tanyanya sambil melirik wajahku yang tampak bingung.
"Ah..itu bukannya Chika ya??tapi dia kenapa sama-
"Oh..itu om nya lo Kay..om Indra..adik ayahnya.." balas Bagas yang memotong pertanyaanku.
"Apa??om Indra itu om nya Chika??kamu serius Bagas??" Tanyaku tidak percaya.
"Iya Kay..om Indra itu om nya Chika.. emangnya kenapa??" Tanya Bagas heran.
"Aku...aku...tunggu dulu...kenapa kamu bisa tau hal itu Bagas???" Tanyaku kembali pada Bagas.
"Oh itu..aku masih ada hubungan keluarga juga sih dengan Chika..tapi jauh banget.. ya jadi makanya tau.." jawabnya santai.
"Ooo...gitu..." Jawabku pelan.
"Kenapa sih Kay emangnya??"
"Ah..gak ada..aku hanya merasa janggal akan sesuatu." Balasku dengan wajah yang ntah lah ntah seperti apa.
"O..key.."
"Ya udah Gas..yuk kita masuk ke taman mana tau yang lain udah nunggu.." ajakku kembali.
Dan kami berdua pun segera memasuki taman dengan posisi aku di depan dan Bagas yang tertinggal di belakang, namun aku sempat berpapasan lebih dekat dengan Chika dan om Indra dan mendengar hal yang membuatku semakin heran dari pembicaraan mereka yang tengah duduk di kursi taman yang membelakangiku.
"Aku takut memberitahu Kay om.." Chika menjawab dengan suara bergetar.
"Kamu harus memberitahu Kay tentang itu Chika..dia berhak tau.." jawab om Indra kembali.
"Tapi om aku takut.."
"Kamu harus mengatakannya Chika kalau penye-
"Kay kamu ngapain??" Panggil Bagas membuat fokusku hilang.
"Kamu.." hanya itu sisa percakapan dari om Indra kepada Chika yang aku dengar dan hal itu membuatku mengeluh
"Ah...Bagas...kamu gangguin.." balasku kesal.
"Hah...kamu ngapain sih Kay..tiba-tiba berhenti di tengah jalan kayak gini..malah pose mu lucu lagi..hahaha..." Balas Bagas..
Ya posisi ku berhenti memang sedikit lucu sih... Aku mengepalkan tangan dan mengangkat tangaku setinggi bahuku lalu dengan posisi kaki sedikit bertekuk. Bisa kalian bayangkan kan.. banyak orang yang berlalu lalang tertawa melihatnya sedangkan aku yang baru menyadarinya wajahku langsung memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...