Mataku tak kunjung terpejam setelah Anggi meninggalkanku tadi. Pikiranku terbang kesana kemari. Mungkin mencari jawaban atas hal yang selama ini kubingungkan.
Resah kesana kemari.. waktu telah beranjak malam.. dan kurasa ibu dan Anggi juga sudah tidur. Aku hanya berbaring menatap langit kamarku.
"Aneh... Kenapa aku gak bisa tidur ya.. apa karena kepikiran kata-kata Anggi tadi??"
"Ah.. au ah.. capek..." Ucapku sambil menutup muka dengan bantal dan langsung mencari posisi nyaman.
Pagi hari kembali datang.. dan aku buka mataku perlahan.. tanpa sadar sepertinya aku tertidur. Waktu menunjukan pukul 05.30 wib. Langsung saja aku mandi dan segera melaksanakan shalat shubuh. Saat keluar kamar kulihat ibu yang lagi masak dan Anggi yang lagi mencuci piring.
"Udah bangun kamu Ga?? tumben telat??" Tanya ibu padaku.
"Biasalah bu.. Angga tidurnya tidur orang mati.. gak bakalah dengar kalau dipanggil.." jawab Anggi memotong aku yang ingin bicara.
"Kalau aku tidur mati.. kamu tidur kebo lah tu.." jawabku tidak mau kalah dari Anggi.
"Apa????" Marah Anggi sambil menggenggam penggosok piring.
"Hei.. sudahlah.. masih pagi kalian udah berantam." Kata ibu melerai.
"Tapi-
"Anggi..."
"Iya bu.." jawab Anggi pasrah.
"Hehe.." jawabku dan segera berlalu meninggalkan dapur dan menuju rumah.
Sesampainya di ruang tamu aku segera duduk di kursi dan memutuskan untuk menghidupkan tv mencari tayangan yang bisa menghilangkan bosanku dan karena tidak kunjung menemukannya akhirnya aku kembali mematikan tv, ya harus hemat listrik kan.
"Haih... bosan... ngapain ya bagusnya??" Gumamku sendiri sambil menatap langit-langit rumah. Dan tiba-tiba lampu ruang tamu mati tentu saja aku terkejut dan mencoba mencari senter.
Saat sedang sibuk mencari senter tiba-tiba seseorang memegang pundakku dan langsung saja aku menoleh dan melihat wajah seseorang gadis yang disinari senter dari bawah.
"Aaaaaaaa.... mak lampiiiirrrrrr..." Teriakku berusaha melepaskan pegangannya dan berlari kesembarang arah dan..
BRAKK!!
Aku terjatuh menuju bumi karena tersandung ujung kursi. Heningg... hingga kemudian
"Pfftt.... ahahahaha... aduh... Udah besar masih aja bisa jatuh... hahaha... Angga... Angga.." aku hanya diam dan bertahan di posisi tidak ada keinginan untuk bangkit..hingga akhirnya cahaya senter menyinariku.
"Bangun kenapa Ga?? suka tiduran di lantai??" Tanya gadis itu yang tak lain adalah Anggi.
"Bantuin kenapa Gi? sakit ini.." aku mendengus kesal ke arah Anggi.
"Haha... iya... iya..." Ucap Anggi dan mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
"Kamu ngapain sih Gi??ngagetin aja.. sakit tau. "
"Ya maaf Ga.. gak sengaja aku.."
"Ya.."
"Hehe..."
"Sekarang kita ngapain??" Tanyaku kembali pada Anggi.
"Hmmm... duduk diluar yuk..."
"Ngapain??"
"Lihat langit Angga... langit pagi itu cantik lo.."
"Oke.." langsung saja kami membuka pintu rumah dan duduk di teras menikmati dinginnya udara pagi dan lewatlah seseorang yang membuatku bingung akhir-akhir ini..siapa lagi kalau bukan Kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Or Rise [Completed] - REVISI
Teen Fiction⚠️ Jika kalian orang sabar silahkan baca cerita ini. ⚠️ Hidup tak selamanya berjalan indah. Kehilangan bisa saja hadir di depan mata dan kini duka itu datang kepada keluargaku. "Apakah aku boleh bahagia?" Inilah kisahku, tentang luka yang tak pernah...