nine

2.1K 124 30
                                    

Aku masuk kedalam kamar milik Dylan yang berukuran agak lebih luas dari kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masuk kedalam kamar milik Dylan yang berukuran agak lebih luas dari kamarku. Berkeliling sebentar melihat keadaan dan bentuk kamarnya yang lumayan berantakan karena banyak pakaian kotor yang berserakan di lantai dan juga seprai di kasurnya sudah terlepas.

Kamar ini seperti habis di jajah.

"Ingin mandi atau terus berkeliling!?" Sentak Dylan yang ternyata sudah berdiri di belakangku membuat tubuhku tak sengaja menubruk tubuhnya karena terkejut.

"Maaf-" ucapku yang tak ia hiraukan

Ia memegang kedua pundaku dari belakang dan mengarahkan tubuhku dengan kasar ke sebuah pintu di dekat kasurnya

"Apa ini?" Tanyaku bingung

"Idiot! Tentu saja kamar mandi." Ucapnya sarkastik lalu meninggalakanku

Aku masuk kedalam kamar mandi milik Dylan tak lupa menguncinya lalu bercermin sebentar menatap wajah dan rambutku yang sangat berantakan itu. Aku mulai membuka jaket Dylan dan terhenti saat melihat kearah pakaianku yang benar benar tak layak pakai.

"Tak mungkin aku hanya pakai braa yang di lapisi jaket milik Dylan, bagaimana jika Dylan menginginkan jaketnya?-" ucapku kepada diriku sendiri.

"Astaga bayangan itu sangat mengerikan." ucapku yang langsung menampar pipiku agar terbangun dari fikiran yang mengerikan itu.

Mau tak mau aku harus meminjam pakaian Dylan.

Aku kemudian mengenakan pakaian tadi dan berjalan kearah Dylan yang sedang duduk di balkon kamarnya sambil menghisap sebatang rokok.

Pandangannya terhenti padaku dan menilai diriku dari atas kebawah dengan detail. Kemudian raut wajahnya berubah setelah menatap wajahku beberpaa detik

"Tetap menyedihkan. Walaupun sudah mandi." Celetuknya dengan sarkastik membuatku sedikit kesal akan ucapannya itu

"Aku bahkan belum mandi." Jawabku kesal.

"What?! Apa kau ingin aku memandikanmu juga?!-"

"Tentu tidak. Aku hanya ingin-,  meminjam pakaianmu. Apa kah boleh Dylan? Pleasee" Tanyaku sambil memohon

"Fuck you!" Ucapnya sambil melemparkan jari kotornya itu kearahku

Ia kemudian berdiri dan menjatuhkan rokoknya kelantai lalu menginjak rokok itu dengan sepatunya, dan berjalan kearahku dengan tatapan yang sangat tajam dan menusuk,membuatku segera menundukan pandanganku darinya

"Berhenti merepotkanku!" Tekannya

"Maaf Dylan, tapi-" ucapku terpotong karena ia sudah lebih dulu  berjalan meninggalakanku

Bagaimana ini?

Brukk

Dylan melemparkan hodie berwarana abu abu kewajahku dan itu berhasil membuatku sangat terkejut. Karena ia mau meminjamkanku pakaian

Wound HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang