twenty two

1.6K 91 21
                                    

Ps. Aku up jam 01.54 malem wkwkkw masih ada yg bangun ga?


Dylan POV*

Aku masuk ke dalam flat dan ternyata Drox sedang duduk bersama anggota outlaws lainnya, mengapa ia disini? Biasanya ia akan pulang ke basecamp jika sudah selarut malam ini? Aneh.

Aku fikir kini aku terlalu lelah untuk ikut campur dengan urusan mereka dan aku memilih untuk langsung ke kamar saja-

"Xander!" Ujar Drox membuatku memberhentikan langkahku dan menatapnya dari dekat tangga menunggunya bicara

"Kemarilah! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Ujarnya dengan wajah serius membuatku segera menghampirinnya dan duduk di hadapannya setelah itu.

"Ada apa?" Ucapku langsung to the point karena aku benar benar lelah sekarang.

"Semuanya kecuali Xander pergi dari sini. Aku ingin bicara 4 mata dengannya!" Ujar Drox membuat yang lain segera pergi dari sini tanpa paksaan

"X! Perkelahian tadi cukup menghabiskan banyak dana, beberapa polisi enggan untuk di bayar dengan harga seperti biasanya dan menekan kita untuk membayarnya lebih untuk tutup mulut, ini semua karena mongols memaksa mereka untuk mempersulit keadaan kita sekarang. Dan cepat atau lambat kita tak bisa mengendalikan bisnis binis kita jika uang kita hanya tersisa sedikit-,"

"Langsung ke intinya Rox!" Tegasku karena muak mendengar penjelasannya itu.

"Jadi kapan kau bisa membawa wanita itu dan memberikannya padaku? Anak mafia itu sering menanyakan kapan ia bisa mendapatkan wanita dengan kualitas terbaik itu. Lagi pula ia berani membayar mahal untuk satu kali pakai atau menjadi budak sexnya."

"Sudahku bilang beri aku waktu. Ini tak semudah yang kau bayangkan." Tegasku

Kini aku muak jika Drox membahas soal bisnis ini. Apa lagi saat mengetahui bahwa tangkapan kali ini adalah wanita seperti Vanilla yang sangat tolol dan sering membuatku iba.

"Berapa lama? Kita tak bisa banyak membuang waktu X."

"1 bulan lagi-," yahh itu cukup setelah perjanjian aku dan Vanilla selesai. Dan dalam kurun waktu 1 bulan itu aku akan mendapatkan hatinya sepenuhnya.

"Bukankah itu terlalu lama?" Ucap Drox menuangkan minuman di gelas kosong dan memberikan padaku.

"Itu waktu yang cukup untuk aku meluluhkannya. Sudahku bilang ini tak semudah yang kau fikir. Dia tidak semurahan wanita lainnya." Tegasku dan meminuman beralkhol itu dengan satu tegukan

"Ku dengar rumornya kau dan dia sudah berkencan, lalu apa lagi yang kau tunggu? Bukan kah dia sydah maauk perangkapmu?"

"Ada beberapa hal yang aku harus lakukan dengannya. Jadi bersabarlah."

"Baik. Kupegang janjimu. 1 bulan? Tidak lebih." Ucap Drox membuatku mengangguk

Yah mungkin setelah perjanjianku dan Vanilla selesai aku akan memulai rencanaku dan Drox untuk menjualnya ke anak mafia besar.

"Kau harus berhati hati dengan Zach, sepertinya ia kurang setuju dengan rencana kita." ucap Drox membuatku segera menatapnya

"Ya karena  dia mencintai wanita itu." Tegasku membuat Drox terkekeh

"Cinta? Bukannya Zach sulit di taklukan. Bahkan dengan adikku yang hampir 2 tahun ia tetap tidak mencintainya, mengapa semudah itu ia mencintai Vanilla? Wanita itu benar benar luar biasa. Dan bagaimana denganmu X?"

"Aku?"

"Kau tertarik dengannya juga?"

"Cih!Tentu tidak. Berhenti dengan omong kosong itu." Tegasku membuat Drox terkekeh lagi

Wound HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang