"Dylan wake up, filmnya sudah selesai" ujarku kepada Dylan sambil mengguncangkan lengannya pelam
"Shut up!" Sentaknya dengan mata yang masih terpejam
Keras kepala sekali manusia ini.
"Dylan wake up" ucapku lagi sambil memaksa membuka kelopak matanya dengan jari tanganku
Aku berhasil membukanya dan melihat matanya yang merah karena mengantuk itu sekarang melotot menatapku. Padahal aku membuka matanya sangat kecil dengan jariku
Ohh ternyata ia sudah bangun dan melotot kearahku.
"Maaf" ucapku sambil memamerkan deretan gigiku. Ia hanya mengeyeroll matanya kasar lalu berdiri dan berjalan meninggalkanku membuatku segera membuntutinya keluar dari theater ini
Kami akhirnya keluar dari bioskop dan berjalan menuruni eskalator untuk segera pulang sepertinya.
Aku melihat kearah jam di ponselku dan mendapati bahwa jam sudah menunjukan pukul 6 sore
Huh udah hampir malam.
Perutku akhirnya berbuyi saat aku dan Dylan melewati foodcourt mall ini.
Harum sekali.
"Dylan-"
"Apa?!" jawabnya seperti biasa, KASAR.
"Aku lapar-"
"Lalu?! Itu bukan urusanku." Jawabnya sarkastik
Kasar sekali dia.
Huh.
Aku Benar benar lapar.
Kami kemudian melewati restoran steak yang cukup ramai membuat perutku makin kelaparan, saat melihat seseorang sedang memasukan potongan steak itu kedalam mulutnya.
Umm-
Aku kemudian menangkap harum dari bumbu steak itu membuat perutku sekarang berbunyi sangat merdu.
Tadi pagi aku hanya memakan oat dengan susu coklat dan siang disekolah aku belum memakan apapun. Pantas saja aku kelaparan
I cant help it.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Healer
Romance17+⚠️ (𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓾𝓵𝓽) Follow for read full chapter❣ Setelah ia memutuskan untuk tinggal di London bersama ayahnya. Vanilla Aderson dipertemukan oleh Lucifer, outlaws. Lucifer adalah raja dari raja iblis, iblis terkuat dan terjahat yang perna...