Pleasee bantu share cerita ini agar ❤ makin banyak yang baca❤
"Aku menyesal berkata seperti itu padamu Dylan. Aku tak bersungguh sungguh mengatakan itu padamu Dylan. Aku hanya kesal saat itu. Kini aku benar benar takut kehilanganmu, kumohon jangan tinggalkan aku. Jadi bangunlah sayang." Ucapku meneteskan air mataku lagi
Aku mengenggam tangan Dylan yang dingin, membuatku menempelkan tangannya di pipiku
"Kau kuat aku tau itu" bisikku.
Tak terasa air mataku menetes deras setelah melihat para medis itu memakaikan masker oksigen di wajah Dylan
Apa dia separah itu?
"Tenanglah Mss, sebentar lagi kita akan sampai. Kekasihmu akan baik baik saja" ucap tenaga medis itu menenangkanku namun aku tetap tak bisa berhenti menangis
Aku mengeratkan sebelah tangan Dylan dengan tanganku lalu menempelkannya dipipiku.
Tuhan. Aku tak mau kehilangannya.
Aku memang sangat amat membencinya, tapi untuk kehilangannya sungguh aku tak sanggup.
"Dylan bangun. Kau membuatku takut!"
"Dylan! Bangunlah!"
"Dylan kumohon bangun, jangan tinggalkan aku—" ucapku lagi dan kembali menangis layaknya orang bodoh.
Ini salahku.
Karenaku ia menjadi seperti sekarang.
"Sttttt—, jangan menangis, Vanilla"
Tangan dingin mulai menyapu pipiku mengelap air mataku dengan ibu jarinya dengan perlahan
Aku menatap tak percaya kearah pemilik tangan itu dan melihat bahwa kini pemilik tangan itu membuka matanya, Dylan kini menatapku dan jari jarinya terus bergerak menyapu pipiku yang basah karena air mata
"Pasien mulai sadar, mohon bergeser sedikit Mss, kita harus mengeceknya terlebih dahulu." Ucap salah satu para medis membuatku mudur sedikit dan kemudian para medis satunya lagi mulai memeriksa Dylan dengan tangan Dylan yang masih mengenggam erat tanganku
"Detak jantung kembali normal, namun nafasnya belum stabil"
"Okey periksa kembali oksigennya jangan sampai pasien ini kekurangan oksigen."
"Baik aman."
"I miss you." ucap Dylan parau, ia kemudian mencoba melepas masker oksigen dari wajahnya membuatku langsung menahan apa yang orang ini lakukan
"Pakai masker oksigenmu! Kau tau?! Kau hampir mati tadi!" Ucapku kesal padanya
"Masker ini membuatmu tak bisa mendengar ucapanku tadi. Jadi aku akan melepasnya agar kau bisa mendengar dengan jelas." Ucapnya menahan tanganku yang ingin memasangkan masker oksigennya lagi
"Dont do it, aku mendengarnya, ya— Dylan aku juga merindukanmu." ucapku terpaksa agar dia diam dan itu berhasil membuat tersenyum dan kemudian membiarkan aku untuk memasangkan masker oksigennya lagi
Syukurlah kini, ia sudah sadar
🍦🍦🍦
"Aku baik baik saja. Berhenti menahanku untuk pulang!"
"Tapi Mr. Moore, kau mengalami cidera yang sangat parah. Bahkan kau hampir kehilangan nyawamu jika tadi tidak di bawa buru buru ke rumah sakit—"
"Aku lebih tau apa yang aku rasakan dari pada kau! Jadi biarakan aku pulang!" Ucap Dylan yang langsung duduk dari posisi berbaringnya bersiap untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Healer
Roman d'amour17+⚠️ (𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓾𝓵𝓽) Follow for read full chapter❣ Setelah ia memutuskan untuk tinggal di London bersama ayahnya. Vanilla Aderson dipertemukan oleh Lucifer, outlaws. Lucifer adalah raja dari raja iblis, iblis terkuat dan terjahat yang perna...