fourty four

1.2K 93 25
                                    

*Follow before read this chapter!*

"Biar aku yang membayar semuanya" ucap Dylan mengambil alih dan berjalan ke kasir mendahului Lucas

"V apa dia orang yang baik? Dia terlihat sedikit menyeramkan."

"Kau mulai menilainya Lue—"

"Kau saudaraku bukankah memang harus aku menilainya?"

"Ya kau benar."

"Kau yakin dengannya?"

"Dengan semua yang kami lalui kini aku yakin dengannya. Bukakah cinta selalu memiliki resiko? Resiko Antara meninggalkan atau ditinggalkan."

"Kau terlihat dewasa jika berkata demikian V, aku baru sadar kini kau benar benar wanita yang dewasa." cibir Lucas

Kami akhirnya keluar dari restaurant. Sebelum kembali berjalan jalan aku dan Dylan mengantar Lucas lebih dulu untuk mencari taxi karena ia harus pulang

"Hati hati di jalan Lue, titip salama buat grandma and youre parents."

"Okey V, kau juga hati hati di jalan. Dylan! Titip sepupuku, jika terjadi apa apa dengannya? Kau berurusan denganku—"

"Tenang saja Lue, Dylan pasti menjagaku." potongku dengan Dylan yang kini memasang wajah kesalnya

"Dia sangat beruntung karena dia saudaramu, jika tidak sudah kusobek mulutnya." ucap Dylan dengan wajah meledeknya membuatku terkekeh

"Dia memang sangat cerewet tapi dia anak yang baik Dylan." ucapku 

"Yayaya karena dia saudaramu." Cibir Dylan sambil tersenyum terpaksa

"Bisakah kau maafkan dia untukku?"

"Tentu saja Vanilla" ucapnya dengan senyum manisnya itu

Kami berjalan kearah parkir motor Dylan dan setelah itu aku naik keatas motornya.

"Berpegangan—, maksudku peluk aku." Ucapnya membuatku salah tingkah

Dia sangat manis.

"Okey." ucapku yang langsung memeluk pinggang Dylan membuat Dylan segera menjalankan motornya. Dylan mempercepat laju motornya membuatku makin mengeratkan pelukannku padanya.

"Dylan—"

"Uhm?"

"Bisakah kita terus seperti ini selamanya?"

"Berpelukan diatas motor selamanya?" Ledek Dylan membuatku mecubit perutnya kesal membuatnya terkekeh

"Bukan itu maksudku Dylan. Maksudku—"

"Aku mengerti maksudmu." Ucap Dylan dengan serius
"Aku akan terus bersamamu sampai saat dimana kau tak membutuhkan aku lagi" ucapnya membuatku termenung

Motor Dylan menepi setelah sampai di depan rumahku membuatku menghelakan nafasku kasar karena masih ingin bersama dengannya

"Yahh sudah sampai—" keluhku membuat Dylan terkekeh

"Besok aku akan menjemputmu."

"Okey." ucapku yang berdiri di depan dia yang masih duduk di atas motornya

"Masuklah, aku akan menunggu disini sampai kau masuk"

"Okey and thanks for today Dylan. Aku benar benar bahagia hari ini bersamamu" ucapku membuatnya tersenyum sambil terus menatapku

Aku berjalan kearah pintu rumahku hingga tangan besar menarik tanganku  membuatku kembali menatap kearahnya, ia menendekatakan bibirnya kearahku dan menciumku. Aku membalas ciumannya yang hangat itu membuatnya makin memperdalam ciuman kami  dan aku sangat menikmatinya

Wound HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang