"Mom dont go!" Ucapnya dengan mata tertutup dan bergerak tak kendali
"Dylan." Ucapku
"MOM Dont go!" Teriaknya lagi dengan tubuhnya yang bergerak tak beraturan
"Dylan tenanglah. Lukamu bisa terbuka lagi!" Ucapku kepada Dylan yang masih memejamkan matanya dengan nafas terengah engah
"Dont go! Please Stay here MOM!" teriaknya lagi membuatku langsung memeluknya dengan tanganku yang mengusap wajahnya pelahan mencoba menenangkannya
"Tenganlah Dylan." bisiku dengan Dylan yang akhirnya membuka matanya
Aku segera menjauhkan tubuhku dari dirinya takut ia akan marah padaku karena aku memeluknya. Namun aku salah! Ia malah menariku kedalam dekapannya yang erat.
Aku merasakan nafasnya terengah engah menabrak leherku dan juga tubuhnya yang panas menempel erat di tubuhku membuatku balik memeluknya dan mengusap punggung telanjangnya dengan tanganku agar ia merasa lebih tenang
"Tenanglah aku akan menjagamu disini." Ucapku berbisik kepadanya
"Kau disini?" Ucapnya membuatku mengangguk
"Ya Dylan. Aku disini." Bisiku membuatnya diam tanpa menjawab apa apa
Kami melepaskan pelukan kami dengan Dylan yang terus menerus menatapku yang sedang memeras kain kompresan dan meletakannya kembali di kepala Dylan dengan perlahan
"Kau demam. Jadi aku harus mengompresmu." Jelasku tanpa ia bertanya sekalipun
Aku kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya agar ia tak mengigil lagi. Setelah itu aku berdiri berniat untuk mengambilkan Dylan segelas air di dapur untuk ia meminum obat penghilang nyeri yang dapat menurunkan panas juga
"Jangan pergi." Ucap Dylan menarik pergelangan tanganku saat aku berdiri
Aku tersenyum dan kemudian menepuk tangan Dylan beberapa kali dengan perlahan
"Aku hanya ingin mengambilkanmu air di bawah. Tunggu sebentar disini dan jangan banyak bergerak." ucapku dengan senyuman dan ia mengangguk membuatku segera keluar dari kamarnya lalu berjalan turun kearah dapur.
Aku melihat beberapa orang yang aku kenal berada di ruang bawah yang terlihat cukup ramai membuatku tetap menunduk tanpa menghiraukan mereka semua dan terus berjalan kearah dapur
"Vanilla, kau disini?" Ucap salah seorang itu yang datang menghampiriku
Dia Zach dengan balutan di lengannya dan bekas bekas luka di wajahnya
"Zach? Kau sudah keluar dari rumah sakit?" Tanyaku tak percaya membuatnya terseyum
"Yah. Aku baru saja keluar dari rumah sakit. Dan boleh berobat jalan. Dan bagaimana denganmu? Mengapa kau disini?"
"Bagaimana Xabder apa dia baik baik saja?" Tanya Bright yang berjalan kearahku memotong ucapan Zach
"Ya Bright. Aku sudah membalut lukanya. Tadi darahnya cukup banyak. Untuk kita cepat kesini." Ucapku membuat Zach memasang wajah masam kearahku
"Semua itu berkatku." Ucap Bright yang tak aku hiraukan
"Kau disini karena merawat Dylan?" Tanya Zach membuatku mengangguk kikuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Healer
Romance17+⚠️ (𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓾𝓵𝓽) Follow for read full chapter❣ Setelah ia memutuskan untuk tinggal di London bersama ayahnya. Vanilla Aderson dipertemukan oleh Lucifer, outlaws. Lucifer adalah raja dari raja iblis, iblis terkuat dan terjahat yang perna...