Autor POV*
Outlaws akhirnya berkumpul di depan gerbang sekolah Forge senior high school ketika sekolah sudah mulai sepi. Yahh karena kebutuhan yang mendesak. Drox , ketua genkster itu meminta semua anggotanya tanpa terkecuali berkumpul di markas sore ini untuk membahas entahlah suatu hal yang penting
"Drox meminta kita semua berkumpul sore ini di markas utama. Tanpa terkecuali." ujar Dylan yang merupakan tangan kanan Drox untuk mengintruksi anggota lainnya, selagi ia tak ada.
"Xander, jika kita pergi sore ini dengan begerombol... itu akan memancing 'mongols' untuk segera menyerang kita, sedangkan kita belum ada persiapan sama sekali. Apa lagi kemarin kau dan Drox berhasil membunuh ketua mongols pasti anggota mongols sekarang sedang panas panasnya" ucap salah seorang anggota outlaws kepada Dylan
Dylan tertunduk sebentar untuk berfikir sambil mengetukan sepatunya pada aspal basah dibawahnya.
"Kita akan lewat jalan alternatif saja. Bright kau juga tau jalan itu kan? Kau pimpin di depan" printah Dylan
"Okey. Aku memimpin di depan" sahut Bright
Gerombolan itupun mulai pergi dengan motor mereka masing masing dengan suara gaduh yang berasa dari motor mereka.
Dylan berjalan paling akhir untuk mengawasi sekitar karena Dylan adalah salah satu anggota terkuat dan paling di takuti setelah Drox di outlaws, maka dari itu tugasnya sangatlah berat untuk anak seusiannya dalam genk tersebut. Nama Dylan sudah menyebar luas hampir di setiap genk tau Dylan adalah anggota outlaws yang mematikan.
"Itu bukannya Vanilla? Anak baru di kelas kita?" Ucap Zach sedikit berteriak setelah menyamakan jarak motornya dengan Bright
"Wanita sok berani itu?" Tanya Bright kepada Zach lagi yang di jawab anggukan oleh Zach
"Ia, wanita itu Vanilla. Sore ini susumu akan habis oleh 6 pria sekaligus Vanilla hahaha" ucap Bright lagiMereka semua hanya menonton Vanilla meminta tolong tanpa sama sekali berniatan untuk menolong wanita malang itu kecuali Zach yang kini sedang bertarung melawan egonya untuk menolong Vanilla. Namun niatnyapun kandas seketika karena malu jika harus menolong seoarang wanita yang bukan siapa siapanya itu.
Motor merekapun melaju meninggalkan seoarang wanita yang ingin di perkosa oleh 6 orang sekaligus. Hanya tawaan dan lelucon kotor yang mereka semua keluarkan setelah melihat wanita tadi tengah meminta tolong pada mereka.
Dylan berjarak hampir puluhan meter dari rombongannya untuk mengawasi keadaan sekitar karena daerah ini banyak di huni oleh anggota mongols.
Akhirnya Dylan melewati gang sempit itu dan menyadari ada sepasang mata yang mengawasinya dari sana. Tak ada suara hanya keheningan namun ia tau bahwa ada sepasang mata yang melihatnya dan itu sangat menganggunya.
"Siapa yang sedang mengawasiku?!" Dengus Dylan kesal. Dan menfokuskan matanya pada orang yang berada di gang tersebut.
"Wanita itu?" Ujar Dylan yang mulai memelankan laju motornya untuk memastikan bahwa itu adalah wanita yang ia maksud. Dan dia benar itu adalah Vanilla
Vanilla terus menatap mata Dylan meminta pertolongan dengan matanya karena mulunya telah di bungkam oleh segerombolan penjahat kelamin yang ingin memperkosanya. Vanilla hanya Berharap ada keajaiban dimana seorang Dylan mau menolongnya. Namun harapan itu di bantah langsung oleh Dylan.
"Dia fikir aku peduli?!" ujar Dylan yang kemudian mengencangkan lanju motornya, meninggalkan gang sempit itu. Yahh meninggalkan Vanilla dengan 6 pria penjahat kelamin yang ingin memperkosanya
"Aku tak akan menolongnya!" Ucap Dylan meyakinkan dirinya sendiri
"Shit! Wanita itu membuatku ingin bertindak bodoh, untuk kedua kalinya!" Dengus Dylan sambil memukul stang motornya keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Healer
Romance17+⚠️ (𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓾𝓵𝓽) Follow for read full chapter❣ Setelah ia memutuskan untuk tinggal di London bersama ayahnya. Vanilla Aderson dipertemukan oleh Lucifer, outlaws. Lucifer adalah raja dari raja iblis, iblis terkuat dan terjahat yang perna...