17+⚠️ (𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓾𝓵𝓽)
Follow for read full chapter❣
Setelah ia memutuskan untuk tinggal di London bersama ayahnya. Vanilla Aderson dipertemukan oleh Lucifer, outlaws. Lucifer adalah raja dari raja iblis, iblis terkuat dan terjahat yang perna...
Dylan akhirnya tertidur setelah dokter mengizinkannya melepaskan gips di lehernya dan mengantinya dengan balutan beberapa, entahlah apa itu namun kata Dylan ini lebih baik dari pada memakai gips seperti orang tolol.
Dylan tetaplah Dylan, lelaki arogant kasar yang selalu marah dengan apa yang ia dapatkan jika tak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Aku menyusul tidur di sofa sebrang kasurnya, dengan bantal yang di berikan pihak rumah sakit untuk yang penunggu pasien.
Walau sebelumnya Dylan memaksaku untuk tidur di kasur sebelahnya namun aku menolaknya karena aku takut ia akan kesempitan nantinya dan akhirnya ia mengalah dengan umpatan umpatan kasar tentunya.
🍦🍦🍦
Aku terbangun setelah mendengar desahan kecil dari mulut Dylan , ia seperti mendesah ketakutan dengan mata terpejam dan keringat yang yang udah membasahi tubuhnya, bahkan selimutnya saja sudah lepas dan terpental jauh dari tubuhnya.
Sepertinya ia mimpi buruk.
"Arghhh, Dont leave me—"
"Mom—"
"Pleaseee, jangan tinggalkan aku—"
"DONT—"
Aku segera berlari dari sofa kearahnya menggengam erat sebelah tangannya dan mengelus kepalanya perlahan untuk menenangkannya
"Sttttt its okey, kau akan baik baik saja aku disini" ucapku mencoba menenangkannya sambil terus mengelus rambutnya pelan
"Vanilla—" ucapnya setelah membuka matanya dan langsung memelukku erat "Jangan tinggalkan aku."
"Tidak Dylan, aku disini" ucapku menenangkannya
Nafasnya masih terengah engah membuatku terus mengelus rambutnya dan menenangkannya
Aku melepaskan pelukan Dylan mengambil beberapa lembar tissue dan mengelap keringat di wajahnya perlahan, padahal ruangan ini cukup dingin tapi ia berkeringat, sepertinya itu mimpi yang sama saat ia sakit di flatnya waktu itu, mimpi yang sangat buruk.
"Kembali tidurlah Dylan ini masih tengah malam, tenang saja aku akan menjagamu" ucapku yang duduk di bangku sebelahnya sambil terus mengelus rambut Dylan dan tangan sebelahku digenggam erat oleh Dylan
Saat di flat ia juga meneriaki ibunya, sepertinya apa yang di lakukan ibunya sangat berdampak buruk padanya hingga sekarang
"Kemarilah tidurlah disampingku, aku ingin memelukmu" ucapnya menggeser posisinya untuk memberikanku tempat, membuatku akhirnya mengalah untuk tidur di sampingnya
Ia sepertinya benar benar harus di peluk malam ini.
Ia memelukku dengan tangan yang masih di infus sedangkan aku terus mengelus rambutnya untuk menenangkannya
"Kau janji takkan meninggalkanku juga Vanilla?" Ucapnya
"Tidak Dylan, aku akan tetap disini menemanimu—, jadi tidurlah ini masih tengah malam" ucapku yang membuatnya mengangguk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.