nineteen

1.5K 90 30
                                    

"Are you okey?" Tanyaku pada Dylan dan ia jawab dengan anggukan sambil menatapku dalam

Ternyata ia benar benar tampan. Dan matanya sangat indah sekali apa lagi di malam hari.

What?

Apa yang kau pikirkan Vanilla?! Kau baru memujinya lagi.

Ingat ini hanya sandiwara dari sebuah perjanjian.

"Apa kau masih mencintainya?" Tanyaku sepontan membuatnya melotot tak percaya atas pertanyaanku

"Apa urusanmu?!-" Ucapnya kesal

"Oh brarti kau masih mencintainya. Kau bahkan marah saat aku bertanya soal dia." Ucapku balik kesal kepadanya. Entah aku kesal karena apa yang terpenting aku tak suka fakta dimana Dylan masih suka kepada wanita yang sudah menyakiti dan bahkan merusak keluarganya. Wanita itu tak pantas mendapatkannya

"Ya." Jawab Dylan sarkastik yang tak aku hiraukan

Wow.

Laki laki bodoh.

Pembawa acara naik keatas panggung lalu membuka acara aniversary pernikahan orang tua Ford dengan kata kata manis dan diakhiri oleh ia yang memberikan waktu untuk pemilik acara menyampaikan pesan dan salam kepada para tamu

"Selamat malam semuanya, terimakasih untuk paratamu undangan yang sudah mau menyempatkan diri untuk datang ke pesta ulang tahun pernikahan kami yang ke 2 tahun. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan semua aku lewati dengan indah bersama istri tercintaku Queensy. Ia adalah wanita yang berhasil mengubah hidupku yang sebelumnya brantakan menjadi nyaris sempurna sekarang-"

"Omong kosong. Sialan." Umpat Dylan dengan wajah yang memerah kesal.

"Yahh jika aku balik kemasa yang dulu dimana aku sering mabuk mabukan hingga saat aku pulang kerumah aku menjadi seperti kesetanan dan tak mengenal mantan istriku dan anakku saat dirumah. Semua begitu buruk saat berada di masa laluku sebelum aku mengenal Queensy. Kecuali masa laluku bersama anakku tercinta Dylan Alexander Moore. Dia adalah anak yang selalu membuatku tertawa saat aku terpuruk dahulu. Ia selalu menumpuk  bantalku menjadi 2  saat aku ingin tidur karena aku sangat menyukai bantal yang tinggi-"

"FUCK! aku tak bisa menahannya lagi. Aku akan merobek mulut brengsek tua itu-" ucap Dylan yang bersiap berdiri dengan nafas tak teratur namun aku langsung memeluk lengannya erat agar ia tak pergi dari sini dan menghancurkan pesta orang tuannya

"Dylan. Please dont."

"Lepas!"

"Dylan please. Jangan menghancurkan pesta ini. Disini ramai sekali kau akan di cap anak yang tidak baik oleh orang lain"

"Siapa peduli?!" Bentaknya

"Aku peduli Dylan. Aku tak mau kau dianggaps seperti itu. Kumohon sayang....jangan lakukan itu" ucapku memohon dengan sangat

Sayang?

Astaga apa yang aku katakan tadi.

Memalukan.

Dylan akhirnya kembali tenang dan duduk di sampingku sedangkan aku hanya tetap memeluk lengannya erat tanpa menatapnya karena malu karena telah memanggilnya sayang.

"Ehmm senang melihat wanita bisa sesayang itu kepada Dylanku-" ucap seseorang dari depan kami membuatku segera membenarkan posisiku  dan menyadari  bahwa ayah nyalah yang berkata demikian

"Sudah puas dengan omong kosongmu itu? Tersenyum saat aku menumpuk bantal untukumu? Cihh?! Menjijikan sekali tingkahmu tuan kaya raya." Cibir Dylan membuat ayahnya tersentak atas ucapan kasar dari dirinya itu

Wound HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang