Setelah Dylan menjemputku dengan mobilnya kami akhirnya berangkat untuk pergi kerumah Mr. Moore, aku menatap Dylan berkali kali namun ia hanya fakus menyetir kedepan tanpa berkata sepatah katapun.
Ini sangat amat canggung.
Aku memberanikan diri menggerakan tanganku kearah tangannya dan mengelusnya perlahan
"Are you okey?" Ucapku membuatnya sedikit terkejut dan bangun dalam lamunananya
"Kau melamun saat menyetir? Apa kau baik baik saja?" Ucapku membuatnya meminggirkan mobilnya dan memberhentikannyaIa kembali menatapku dengan tatapan entahlah itu, membuatku segera meletakan tanganku yang lainnya di pipi Dylan dan mengusapnya lembut
"Jika ini menganggumu kita bisa kembali sekarang—"
"Tidak, aku baik baik saja. Aku hanya butuh beberapa menit untuk menjernihkan pikiranku." Ucapnya membuatku mengangguk
Aku segera melepaskan sefetybeltku dan kemudian memeluknya . Membiarkan kepalanya tenggelam di pundakku dengan aku yang mengelus rambutnya perlahan untuk menenangkannya.
"Memori itu terus berputar dikepalaku saat aku ingin pergi kerumah itu. Aku benar benar ketakutan Vanilla. Berjanjilah padaku kau takkan meninggalkanku—"
"Yaa i am promise Dylan. I am here. And always here for you." Ucapku membuatnya mengela nafas lega.
Kami berpelukan untuk beberapa menit dan aku sangat menikmatinya. Mendengar suara tetesan hujan yang menabrak kaca mobil dan juga dinginnya ac mobil membuat pelukan ini sangat menghangatkan sekali.
"Okeyy" ucap Dylan melepaskan pelukannya sambil membenarkan rambutku
"I love youu Vanilla" bisiknya dan kemudian mengecup bibirku singkat
"Aku tidak akan merusak makeup 1 jammu itu, namun setelah makan malam mungkin kau tak membutuhkan makeup dan gaunmu itu lagi—""Berhentik berfikir menyeramkan—"
"Baiklahhh. Kita harus bergerak karena melihatmu dengan gaun itu membuat DIA terus menerus memaksaku untuk menidurimu dimobil ini."
"Jalan saja Dylan!" Ucapku kesal karena ia terus menggodakuu
Mobil Dylan masuk ke perkarangan rumahnnya, ia memarkirkan mobilnya di sudut halaman.
Ia diam beberapa saaat kemudian menatapku, membuatku melemparkan senyum kearahnya.
"Aku akan menjagamu dari mereka." Tekannku sambil mengelus pipinya lembut membuatnya tersebyum
"Terimakasih Vanilla"
"Yaaa Dylan"
...
Melangkahkan kaki masuk ke tempat yang kita tuju, Dylan mulai mengeratkan rangkulannnya pada pinggangku membuatku kembali menatapnya khawatir
"Kita bisa melalui ini." Tekanku membuatnya tersenyum kaku
"I wish" sahutnya
"Senang sekali dad melihatmu datang kerumah, ku fikir kau takkan datang—"
"Kau hanya beruntung saja kali ini." Ucap Dylan sarkastik
"Tentu saja aku sangat beruntung melihatmu dan kekasihmu datang kerumahku untuk makan malam—" ucapnya yang membuat Dylan hanya memutar bola matanya kasar
"Jadi bagaimana kabarmu Vanilla? Semua berjalan baik hari ini?" Ujar Mr. Moore yang berganti menanyakan diriku karena kencanggungan sebelumnya terjadi
"Tentu saja baik Mr. Moore, bagaimana keadaanmu dan juga— istrimu?"
"Aku dan Queensy baikk. Queensy sangat bersemangat sampai memasak semua hidangannya sendiri hari ini—"
"Apa sudah basa basinya? Atau makan malam ini diadakan sambil berdiri di depan pintu?!" Potong Dylan membuat senyum di wajah ayah Dylan seketika luntur
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Healer
Romance17+⚠️ (𝔂𝓸𝓾𝓷𝓰 𝓪𝓭𝓾𝓵𝓽) Follow for read full chapter❣ Setelah ia memutuskan untuk tinggal di London bersama ayahnya. Vanilla Aderson dipertemukan oleh Lucifer, outlaws. Lucifer adalah raja dari raja iblis, iblis terkuat dan terjahat yang perna...