"Jadi setelah koma lu kena bisu?“
Vanya terdiam, dengan susah payah ia berusaha untuk menelan salivanya berusaha untuk menetralkan rasa gugup yang meluap-luap. Vanya berusaha sekeras untuk tetap tegap dan tak terlihat gugup di depan tunangannya ini, dibalik kacamata hitamnya terdapat mata Vanya yang sadari tadi bergerak kesana kemari untuk menghindari tatapan sang tunangannya ini.
"Jadi lu beneran bisu ya?" Entah kenapa, pertanyaan itu lebih terdengar seperti ancaman di telinga Vanya.
Vanya tersentak ketika cengkraman tangan Juna kini berpindah ke lengan Vanya, sekali lagi Vanya menelan salivanya ketika cengkraman itu semakin kuat. Dengan perlahan Vanya mencoba untuk menatap pria jangkung dihadapannya itu, dingin, hanya itu yang bisa Vanya tangkap dari tatapan sang tunangan tersebut. Vanya heran, bagaimana bisa para wanita menyukai pria yang kasar seperti Juna? Bahkan kalau Widya pikir, kenapa tokoh Vanya sangat bersih keras untuk merebut Juna dari putri? Pria kasar nan dingin seperti ini tak akan bisa membuat hidup Vanya indah seperti pasangan yang lainnya.
Vanya menaikkan dagunya, mencoba bersikap 'normal', sernomal ketika Vanya yang asli menghadapi Juna. "Mau lu apa?" Sial sial sial, dari sekian banyak kata kenapa Vanya malah mengeluarkan kata itu?!.
Juna terlihat mengerutkan keningnya, kebingungan. Entah lah bahkan Vanya sendiri bingung dengan apa yang ia katakan.
"Udah jelaskan? Gua mau minta pertanggungjawaban lu" Ucap Juna masih dengan suara dinginnya. "Tanggung jawab? Tanggung jawab apa?" Tanya Vanya kepada Juna yang malah dibalas tatapan kesal dari Juna.
Vanya membuka sedikit mulutnya ketika Juna kembali mencengangkan lengannya, sakit sekali bagaimana bisa pria berbadan sempurna ini mencengangkan lengan wanita yang hanya memiliki tinggi se pundaknya.
"Gua gak suka bertele-tele Van, lu tau maksud gua kan" Juna mendekat, membuat Vanya dengan spontan memundurkan sedikit kepalanya, menjaga jarak aman.
Vanya mengayunkan tangannya kecil, membuat cengkraman Juna lepas dari lengan Vanya, "Gua tau kok gua bakal minta maaf sama Putri" Jawab Vanya tak kalah dinginnya dengan Juna.
Vanya tahu, disaat seperti ini Vanya tak boleh terlihat lemah. Vanya harus bisa mengimbangi sikap kasar nan dingin Juna, bukan hanya dia yang memiliki kekuasaan disekolah ini. Vanya semakin menaikkan dagunya ketika Juna sedikit tersentak dengan jawaban yang Vanya berikan. Entahlah, mungkin ia kaget dengan nada suara yang Vanya keluarkan, nada suara yang tak pernah diberikan oleh Vanya yang dulu.
"Maaf lu kira itu cukup buat nutupin kesalahan lu? Lu hampir aja ngebuat Putri kehilangan nyawanya dan lu cuma minta maaf?" Ucap Juna tak percaya sambil menekan kata 'kehilangan nyawanya'.
"Ya terus lu mau gua ngapain? Gua juga baru aja hampir kehilangan nyawa gua. Bukannya itu impas ya?" Ucap Vanya tak percaya dengan ucapan Juna.
"Kalo itu si karma lu" Jawab Juna sambil menatap remeh Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Revenge
Romance[follow dulu sebelum membaca] -selesai- Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...