"Kamu disini juga?"
Vanya membuka bibirnya, tersenyum dengan terpaksa. Hati Vanya tak henti-hentinya mengumpat sekarang, saat ini dihadapinya berdiri 'sepasang kekasih' yang sedari tadi ia hindari. Sang pria memakai kaus putih polos dengan jas berwarna coklat gelap, dan si wanita memakai gaun bunga-bunga selutut dengan kuncir ala ponytail.
Sang wanita dengan ramahnya tak berhenti tersenyum ke arah Vanya, sedangkan Sang pria menatap Vanya yang tentu saja dengan tatapan tak minat.
"Eh, Put, Jun kalian disini juga? Hehe" Vanya tersenyum garing sambil berusaha menutupi rasa kesalnya, kekesalannya sudah mulai muncul saat Rika maupun Lisa belum jugas memberi kabar akan keberadaan mereka dan sekarang ia bertemu dengan sepasang kekasih yang Vanya hindari sejak tadi.
"Kok bisa kebenarannya gini ya? Kamu udah lama?" Sapa Putri yang membuat Vanya kembali tersenyum dengan terpaksa pastinya.
"Oh lagi nungguin Lisa sama Rika nih, kalian? Mau dinner ya?" Vanya tersenyum dengan lebar, tak kalah lebar dengan milik Putri. Baik Putri ataupun Juna terlihat sedikit terkejut dengan tanggapan Vanya, biasanya Vanya akan marah dan mengamuk kalau tahu tunangannya bersama wanita ini.
Bahkan Vanya pernah menjambak rambut Putri di kantin, karna Juna ketahuan makan dengannya di hari ulang tahun Vanya. Sedangkan sekarang? Wanita 18 tahun ini hanya tersenyum sambil menatap sang tunangannya pergi bersama kekasihnya, seakan sudah ikhlas.
"Halah" Seluruh perhatian kini beralih ke Juna, pria jangkung ini terlihat tertawa remeh begitu mendengar jawaban Vanya. Sontak saja Vanya menatap tak suka ke arah pria yang merupakan tunangannya.
"Palingan itu juga alesan, bilang aja lu ngikutin kita kan?" Juna menatap Vanya, tatapan yang berbicara kalau semua kata-kata yang keluar dari mulut Vanya hanyalah dusta.
Putri memukul lengan Juna pelan, terlihat tak setuju dengan perkataan kekasihnya itu, "Kamu gaboleh gitu Jun, kamu lupa? Selera makanan kalian kan sama" Bela Putri sambil menunjuk ke arah Vanya dan Juna saat mengatakan 'kalian'.
Dahi mulus Juna spontan mengerut begitu mendengar ucapan Putri yang justru membelanya, "Lu percaya sama ni cewe? Serius? Jangan lupa put, terakhir kali lu percaya sama dia lu hampir mati" Ucapan Juna sudah cukup keterlaluan kali ini, Vanya berdiri dari duduknya begitu bibir tunangannya itu tertutup rapat.
"Lu kalo ngomong tu di jaga ya" Ucap Vanya ketus sambil menunjuk wajah Juna, "Lu pikir ni cafe punya keluarga lu? Sampe gua gaboleh dateng? Lu tau kan ini juga cafe favorit gua. Gua gak bohong, gua bener-bener janjian saama Lisa dan Rika. Lu liat ni,Whisky gua aja sisa setengah bangsat!" Akhirnya, akhirnya Vanya bisa memaki pria yang ada di hadapannya ini.
Wajah terkejut bukan main terpampang jelas di wajah Juna sekarang ini, matanya terbuka lebar dan tubuhnya terdiam sungguh pemandangan yang sangat jarang diperlihatkan. Bagaimana tidak? Vanya yang tak akan segan-segan untuk menyingkirkan siapapun yang berusaha mendekati Juna, kini memakinya didepan kekasihnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Revenge
Romance[follow dulu sebelum membaca] -selesai- Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...