(+)Empat

38.5K 3.7K 85
                                        

"APAA!?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APAA!?!"

Vanya spontan menutup kupingnya begitu mendengar kedua sahabatnya itu berteriak. Baik Lisa maupun Rika menutup mulut mereka begitu melihat Vanya kaget bukan main. Memangnya teriakan mereka sangat keras ya? Batin mereka. 

"S-Sorry Van" Ucap Rika dengan nada tak enak yang di anggukki Lisa. "Tapi serius deh Van? Yang lu maksud tapi apaan?" Tanya Lisa yang mulai serius. 

"Udah jelas kan? Gua mau berubah. Berubah jadi lebih baik lagi" Tegas Vanya kepada Rika dan Lisa yang diikuti dengan tatapan yang tak kalah serius. 

"Tapi emang lu kurang baik apa? Lu cantik, body lu juga perfect! Lu punya banyak fans, lu pernah jadi model cilik. Terus… kurangnya dimana?" Tanya Lisa dengan polosnya, "Gua tau ini aneh. Tapi kali ini gua setuju sama Lisa" Sambung Rika yang malah mendapat pelototan dari Lisa. 

"Bukan berubah ke arah itu, tapi gua mau merubah sifat gua. Gua.. Mau menjadi lebih baik lagi" Awalnya Widya ragu untuk memberi tahu rencananya untuk menyelamatkan tokoh Vanya dari akhir tragis, tapi mengingat kalau hanya Rika dan Lisa lah yang selalu menemani Vanya bahkan ketika semua orang membencinya. 

"L-Lo serius? Tapi.. Kenapa tiba-tiba?" Tanya Rika dengan wajah yang penuh keraguan, "Nah, jangan-jangan waktu kecelakaan itu kepala lu bener-bener kepentok ya?" Ceplos Lisa yang sukses membuat lengan cantiknya dicubit oleh Rika. "Hus!" Ucap Rika seraya menyubit lengan Lisa. 

Vanya terdiam, bagaimana ini? Apa dia juga harus bilang kalau ia bukanlah 'Vanya' sang antagonis yang selama ini menjadi sahabat mereka? Tidak, itu tidak mungkin mana, semua orang yang memiliki akal sehat pastilah tidak akan percaya dengan kenyataannya tapi apa yang harus Vanya jelaskan kepada sahabatnya. 

"Gua.. Ya gaada, gua mau berubah aja. Waktu gua kecelakaan, gua berfikir kalo umur gua udah gak lama lagi. Tapi ternyata, sekarang gua masih bisa ngumpul sama lu pada. Tuhan masih sayang sama gua dan gua gamau menyia-nyiakan kesempatan ini. Gua mau berubah, gua gamau bikin Tuhan marah lagi sama sifat gua" Jelas Vanya yang mencoba untuk mengukir kata-kata di kepalanya. 

Vanya membuang pandangannya, seraya berdoa kepada Tuhan kalau kedua sahabatnya ini akan menerima alasannya tanpa bertanya-tanya. Vanya kembali menatap kedua sahabatnya saat ia merasakan ada yang menggenggam tangannya, ternyata itu ulah Rika. Ditatapnya gadis manis yang tengah menggenggam tangannya, tatapan yang sangat dalam, sangat dalam sampai rasanya tatapan itu tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

"Tapi itu gak mudah Van" Ucap Rika lembut tanpa melepas genggaman tangannya kepada Vanya, "Justru itu, gua ngomong sama kalian. Itu mustahil kalo gua sendirian, tapi itu mungkin kalau ada kalian disisi gua" Vanya tersenyum sesaat setelah mengucapkan kata-kata menyentuh hati tersebut. Terlihat jelas kedua sahabatnya itu terkejut, sekarang ini Vanya memperlihatkan senyum yang saaangat jarang ia perlihatkan.

"Tapi emang lu percaya sama kita?Du—" Lisa menghentikan ucapannya saat mendapatkan pelototan dari Rika, "D-Dulu kan gua pernah gak sengaja ngebanting hape lu, terus.. sejak itu lu bilang lu gak bakal percaya lagi sama kita, yakan Rik?" Lisa nekat melanjutkan perkataannya dengan takut dan sedikit terbata-bata. 

Antagonist Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang