Maaf kalo ada typo. Ayo vote!
"J-Juna.."
Juna tersentak kaget begitu mendengar namanya disebut, rasa kantuk yang sedari tadi menduduki matanya namun tiba-tiba hilang begitu saja saat merasakan tangan yang sedari tadi ia genggam mulai bergerak.
Sekarang Juna tengah berada di salah satu ruang inap VVIP di rumah sakit. Saat perjalanan pulang tadi tiba-tiba saja Vanya pingsan, panik akan keadaan Juna langsung membawa Vanya ke rumah sakit.
"K-Kita di rumah sakit?" Tanya Vanya yang di anggukki oleh Juna.
Vanya dengan susah payah menelan salivanya. Kamar serba putih, walaupun memiliki sofa dan televisi sendiri dikamar tapi tetap saja wangi rumah sakit dan Hotel sangatlah beda.
Pemandangan serba putih langsung terpampang jelas begitu Vanya membuka matanya. Entah mengapa ia jadi ingat hari dimana ia memasuki tubuh Vanya, ia jadi sedikit trauma dengan rumah sakit.
"Kenapa kamu bawa aku kesini Jun?" Ucap Vanya sembari berusaha bangun dari tidurnya.
"Jangan duduk dulu. Udah tidur aja" Cegah Juna seraya mendorong kecil tubuh Vanya agar kembali ke posisi tidur.
"Tadinya aku gak mau bawa kamu kerumah sakit dan aku udah telfon dokter Budi buat dateng kerumah. Tapi pas liat kamu pingsan gitu aku langsung bawa kamu kesini" Ucap Juna lembut seraya mengusap pelan kening Vanya.
Vanya hanya menangguk badannya terasa sangat sakit di sekujur tubuh, entah kenapa bayangan tentang dirinya yang disiksa tadi sukses membuatnya meneteskan air mata. Ia benar-benar tak menyangka kalau ia akan diculik, pasalnya hal ini tak dijelaskan di novel. Apa alurnya berubah karna ia memasuki tubuh Vanya?.
"Van... kamu tenang aja. Ada aku disini sama kamu" Ucap Juna seraya mengusap pelan rambut Vanya.
"Hiks... aku takut" Ucap Vanya memeluk Juna.
Keduanya kini tengah bertaut dalam satu pelukan. Tangan Juna tak henti-hentinya mengusap Vanya dengan pelan, berusaha untuk meredakan tangisan Vanya. Sedangkan Vanya kini menangis di dalam dekapan Juna.
Sumpah ia benar-benar tak menyangka. Dulu saat pertama kali Mentari menyodorkan novel itu kepada Widya, ia langsung terpanah akan sosok Juna yang berada di cover novel. Tapi sekarang, saat ini ia tengah berada berdua dengan Juna dan saling berpelukan. Widya sangat beruntung bukan?.
Vanya melepaskan pelukannya saat merasakan sesuatu yang bergetar, ternyata itu adalah hape Juna.
"Angkat aja Jun" Ucap Vanya begitu melihat Juna handak menolak telfon itu.
Juna menghela nafas, memangnya susah sekali ya memiliki waktu berdua dengan Vanya?.
Juna mengangkat telfon itu tapi pandangannya tak terlepas dari Vanya membuat yang ditatap malah salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Revenge
Romance[follow dulu sebelum membaca] -selesai- Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...