(+)Dua Puluh Lima

8.8K 575 40
                                    

"JUNA!! PLIS BERHENTI JUN!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JUNA!! PLIS BERHENTI JUN!!"

Vanya kembali meringis saat tubuhnya terhempas, tentu saja sangat mudah untuk Juna untuk membuat Vanya menyingkir, mendorongnya adalah salah satunya. 

Sekali lagi ia meringis, bukan, bukan karna ia didorong oleh Juna. Tapi saat ia melihat betapa bringasnya dan menggebu-gebunya Juna saat melayangkan pukulan kearah Adrian. Beberapa bagian ditubuh Adrian sudah mengeluarkan darah sekarang, bahkan tangan Juna yang mengepal juga sudah kena percikannya. Namun anehnya Adrian justru diam saja dan tak ada niatan untuk membalas pukulan Juna. Vanya yakin Adrian tak selemah itu. 

"JUNA STOP ATAU AKU BAKAL TERIMA TAWARAN ADRIAN!" Ujar Vanya setelah berfikir keras bagaimana cara menghentikan tunangannya itu, dan benar saja Juna sukses menginjak rem tangannya begitu mendengar perkataan Vanya. 

Kini tatapan mematikan Juna alihkan kearah Vanya, mata yang biasanya memandang Vanya dengan penuh cinta kini malah memancarkan aura kematian. Memang benar, Vanya yang dulu sering menerima tatapan itu, tapi Widya tidak. 

"Apa?" Tanya Juna dengan mengerutkan sedikit keningnya. 

Vanya menelan ludahnya, "M-Maksud aku…kamu jangan mukulin Adrian lagi" Ucap Vanya penuh ketakutan. 

Juna menaikkan salah satu sudut bibirnya, menimbulkan seringaian yang sangat menakutkan. 

"Kenapa? Emang peduli apa lu kalo gua pukulin cowo bangsat ini? Jangan-jangan lu suka sama dia?" Juna kembali bertanya. 

Vanya menggelengkan kepalanya dengan cepat, tanda penolakan. 

"Bukan gitu Jun… kamu lupa sekarang lagi ada pensi? Kalo acara hari ini hancur karna kalian berantem gimana?" Bela Vanya. 

"Oh ya? Terus gua peduli?" Juna menaikkan salah satu alisnya. 

Kini pria itu kembali menatap Adrian yang sudah babak belur, "Gua mau kasih pelajaran sama cowo yang berani nyentuh milik gua" Ucap Juna sambil mendekatkan wajah kearah Adrian. 

Vanya kembali menelan salivanya, ia tak tahu cara apa lagi yang bisa menghentikan Juna kalau saja pria itu mulai menghajar Adrian lagi. 

Tiba-tiba sebuah ide gila muncul dikepalanya, dengan tergesa-gesa Vanya mendekati Juna dan memeluknya berniat untuk mengunci pergerakan tunangannya ini. 

Baik Juna maupun Adrian terkejut dengan perlakuan yang baru saja Vanya lakukan. 

"Aku mohon berhenti…" Cicit Vanya dibalik dekapan Juna. 

Vanya mulai membuka matanya saat merasakan pergerakan ditubuh Juna, Vanya melirik kebawah dan mendapati kalau tangan pria itu sudah kembali tenang dan tak lagi mengepal. 

"Gua peringatin sama lu… persetan apapun masalah lu, jangan pernah deketin Vanya lagi paham?" Ucap Juna penuh penekanan disetiap katanya. 

Adrian hanya diam, kini pandangannya beralih kearah Vanya yang masih dalam dekapan Vanya. Ada sedikit rasa sakit dihatinya, tapi melebihi sakit yang ada diwajahnya. 

Antagonist Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang